![]() |
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya H. Siswani |
TANJUNGPURA.ID(KUBU RAYA) – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Kubu Raya. Hingga September 2025 tercatat sudah ada 70 kasus DBD, dengan mayoritas penderitanya adalah anak-anak usia 4 hingga 12 tahun. (12/9/2025)
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya H. Siswani menjelaskan bahwa virus DBD dibawa langsung oleh nyamuk Aedes aegypti sehingga seseorang dapat tertular ketika digigit nyamuk yang sudah mengandung virus, bukan dari penularan manusia ke manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Virus ini bisa bertahan dalam tubuh nyamuk hingga enam bulan, bahkan ketika menetas menjadi nyamuk baru, virus tersebut tetap ada dan bisa menulari manusia,” ungkapnya.
Siswani juga menegaskan bahwa masa inkubasi virus DBD pada manusia memerlukan waktu sekitar 14 hari sejak gigitan nyamuk hingga munculnya gejala demam.
“Ada tiga fase yang harus diwaspadai. Fase demam tinggi terjadi sejak hari pertama hingga hari ketiga. Namun, yang paling berbahaya justru pada hari ketiga hingga ketujuh. Saat demam terlihat turun, kondisi pasien sebenarnya sedang dalam fase kritis. Fase penyembuhan biasanya baru terjadi setelah hari kedelapan,” jelasnya.
Ia mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan demam, terutama pada anak-anak. Jika demam tidak kunjung turun dalam tiga hari, pasien harus segera dibawa kembali ke fasilitas kesehatan.
“Dokter dan perawat kadang belum bisa memastikan DBD pada pemeriksaan awal. Karena itu, pasien wajib kontrol ulang jika demam berlanjut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Siswani menerangkan bahwa virus DBD memiliki empat jenis, yakni Den-1, Den-2, Den-3, dan Den-4. Seseorang bisa terinfeksi DBD hingga empat kali dengan jenis virus berbeda.
“Kalau kena jenis yang sama memang akan kebal, tapi kalau berbeda, masih bisa terkena lagi,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan Kubu Raya telah menyurati seluruh Puskesmas dan jejaring kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan setiap kasus DBD.
Selain itu, penyuluhan kepada masyarakat terus digencarkan agar pencegahan bisa dilakukan sejak dini.
Siswani juga kembali mengingatkan pentingnya gerakan 3M Plus untuk mencegah berkembangnya nyamuk: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, mendaur ulang atau mengubur barang bekas, serta tambahan langkah lain seperti pemberian larvasida.
“Yang sering dilupakan masyarakat adalah membersihkan sampah plastik yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Bahkan kini ditemukan nyamuk pembawa virus DBD berkembang biak di pelepah kelapa sawit,” katanya.
Dengan adanya 70 kasus yang tercatat sejak Januari hingga September 2025, Dinkes Kubu Raya mengimbau masyarakat tetap waspada.
“Kuncinya adalah pencegahan di lingkungan rumah dan segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan bila mengalami gejala demam,” tutup Siswani