TANJUNGPURA.ID (KUBU RAYA) — Kerusakan jalan di wilayah Ambawang Kuala Kubu Raya menjadi perhatian serius Bupati H. Sujiwo, S.E., M.Sos., yang kembali turun langsung meninjau lokasi terdampak.
Dalam kunjungan lapangannya di ruas Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di sisi kiri arah Tugu Alianyang menuju batas Kota Pontianak, Bupati menemukan salah satu penyebab utama rusaknya badan jalan yaitu saluran air atau parit yang ditutup oleh warga. (2/7/2025).
“Saya berdiri di sini bukan di atas trotoar, tapi di atas saluran air yang seharusnya terbuka. Ini parit yang ditutup warga,” ujar Sujiwo sambil menunjuk ke bawah tempat ia berpijak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, penutupan saluran pembuangan air tersebut telah menghambat aliran air dan menyebabkan genangan.
Genangan inilah yang kemudian mempercepat kerusakan jalan karena air meresap dan merusak permukaan aspal.
Ia menegaskan, air adalah musuh utama aspal, dan jika dibiarkan, maka jalan akan terus cepat rusak meski telah diperbaiki berkali-kali.
“Jalan ini bisa rusak berulang kalau kita tidak sadar soal pentingnya fungsi parit. Sekecil apa pun perbaikannya, kalau air masih tergenang, hasilnya tetap akan sia-sia,” tegas Sujiwo.
Ia meminta kesadaran kolektif warga agar tidak menutup parit secara sembarangan demi kepentingan pribadi. Sebaliknya, Bupati mendorong adanya musyawarah warga untuk mencari solusi yang tidak merugikan kepentingan umum.
Bupati Sujiwo menyampaikan bahwa perbaikan jalan ini sudah masuk dalam anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tahun berjalan, dan saat ini tinggal menunggu proses lelang selesai agar pengerjaan fisik dapat segera dimulai.
Ia juga mengapresiasi perbaikan darurat berupa tambal sulam yang dilakukan sebelumnya, meski sifatnya hanya sementara.
Upaya ini, menurutnya, cukup membantu menjaga kelancaran mobilitas warga sembari menunggu proyek utama dimulai.
Namun, Bupati mengingatkan bahwa penanganan jalan bukan semata urusan pemerintah, melainkan perlu didukung oleh partisipasi aktif masyarakat.
Ia mengimbau warga untuk ikut menjaga fasilitas umum, termasuk memperhatikan lingkungan sekitar seperti saluran air dan drainase.
“Pemerintah memang sering disalahkan soal jalan rusak, tapi kita harus jujur juga: ada peran masyarakat di dalamnya. Kalau parit ditutup, lalu air tergenang, jangan salahkan jalan cepat hancur,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa semua penggunaan dana pemerintah memerlukan proses panjang — dari perencanaan, penganggaran, pelelangan, hingga pelaksanaan — dan tidak bisa serta-merta dilakukan secara instan meski kebutuhannya mendesak.
“Saya paham warga ingin segera diperbaiki, tapi ada mekanisme yang harus dilalui. Harus sabar,” ujarnya.
Bupati Sujiwo menegaskan dirinya terbuka terhadap keluhan dan laporan warga, baik yang disampaikan langsung di lapangan maupun melalui jalur formal pemerintahan desa dan kecamatan.
Semua akan ditindaklanjuti sebisanya oleh pemerintah daerah.
Dengan kunjungan ini, Sujiwo tidak hanya menegaskan komitmennya dalam merespons keluhan masyarakat, tetapi juga ingin menggugah kesadaran bersama bahwa merawat infrastruktur adalah tanggung jawab kolektif.
“Saya berharap kerja sama antara warga dan pemerintah dapat mempercepat realisasi pembangunan yang berkelanjutan dan bermanfaat luas,”tutupnya.