Program ‘Bapak Asuh’ Jadi Solusi Pertahankan Permainan Meriam Karbit

- Editor

Kamis, 20 Maret 2025 - 07:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Permainan Meriam Karbit menjadi tradisi dan daya tarik setiap menyambut Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam Karbit telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada tahun 2016.

Permainan Meriam Karbit menjadi tradisi dan daya tarik setiap menyambut Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam Karbit telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada tahun 2016.

TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK)  – Forum Meriam Karbit di Pontianak tengah berjuang mempertahankan tradisi budaya yang kian terancam. Sebagaimana diketahui, permainan meriam karbit adalah permainan tradisional masyarakat Kota Pontianak. Permainan ini sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Kota Pontianak.

Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 – 70 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter. Untuk membunyikannya, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit. Kemudian terdapat lubang pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan bunyi yang menggelegar.

Ketua Forum Meriam Karbit Fajriudin, mengungkapkan inisiatif ‘Bapak Angkat’ sebagai solusi untuk mengatasi penurunan jumlah kelompok pemain meriam karbit yang cukup drastis dalam setahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Nanti masing-masing kelompok itu kita usahakan Bapak Angkat atau Bapak Asuh yang bisa mendanai, mensupport kegiatan masing-masing kelompok. Mudah-mudahan itu bisa terwujud,” jelasnya usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) persiapan Eksebisi Meriam Karbit yang digelas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak di Ruang Rapat Wali Kota, Rabu (19/3/2025).

Data menunjukkan kemerosotan yang mengkhawatirkan. Tahun 2024 tercatat 41 kelompok dengan total 249 meriam, namun tahun 2025 jumlahnya merosot menjadi hanya 30 kelompok dengan 184 meriam. Penurunan 11 kelompok ini terutama disebabkan oleh masalah pendanaan.

Tak hanya itu, para pelestari tradisi juga dihadapkan pada kesulitan mendapatkan bahan baku utama berupa balok kayu. Untuk mengatasi tantangan ini, forum telah berkoordinasi dengan aparat keamanan guna mempermudah akses pengadaan balok kayu dari daerah hulu, dengan ketentuan khusus bahwa kayu tersebut hanya diperuntukkan bagi pembuatan meriam karbit.

Baca Juga :  Pahlawan Listrik Sanggau: Kisah Inspiratif Didi Haryono

“Bahan baku itu menjadi kendala utama. Biasanya kelompok-kelompok meriam karbit menggunakan kayu balok. Sekarang kawan-kawan itu mengubah dari balok ke bahan lain,” ujar Fajriudin.

Dengan berbagai upaya ini, Forum Meriam Karbit berharap tradisi budaya khas Pontianak ini dapat terus bertahan dan tidak semakin tergerus di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.

Eksebisi Meriam Karbit tahun 2025 siap memeriahkan malam takbiran menyambut Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah di Kota Pontianak. Untuk mematangkan pelaksanaan Eksebisi Meriam Karbit, Disdikbud Kota Pontianak menggelar rakor yang melibatkan berbagai pihak terkait.

Kepala Disdikbud Kota Pontianak Sri Sujiarti menerangkan eksebisi meriam karbit ini diikuti sebanyak 30 kelompok yang tersebar di sepanjang Sungai Kapuas. Ia menggarisbawahi bahwa event ini bukan sebuah perlombaan, tetapi lebih bersifat eksebisi.

“Kita bermain bersama untuk memeriahkan malam takbiran. Ada 30 kelompok yang terlibat, 16 kelompok berada di Pontianak Timur dan 14 kelompok di Pontianak Selatan dan Tenggara,” terangnya.

Menurut Sri, eksibisi ini merupakan kolaborasi berbagai perangkat daerah dan instansi terkait karena melibatkan kegiatan di darat dan air. Oleh sebab itu, pihaknya menggelar rapat koordinasi karena waktu pelaksanaan tinggal menunggu hari yang direncanakan pada tanggal 30 Maret mendatang.

Baca Juga :  LSI Tegaskan Tidak Pernah Lakukan Survei Pilgub Kalbar

“Kegiatan ini akan dilaksanakan pada malam takbiran, menyesuaikan keputusan pemerintah terkait penetapan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah,” tuturnya.

Meriam karbit sendiri sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh kementerian. Oleh sebab itu, melalui eksebisi meriam karbit ini sebagai wujud pelestarian tradisi yang sudah ada sejak dahulu kala.

“Tradisi ini merupakan satu-satunya yang kita tahu di Indonesia, bahkan mungkin di dunia,” kata Sri.

Meski demikian, Sri mengakui bahwa jumlah peserta Eksibisi Meriam Karbit semakin berkurang setiap tahunnya. Hal ini disebabkan biaya pembuatan Meriam Karbit yang cukup besar. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya berencana mengadakan program ‘Bapak Angkat’ atau ‘Bapak Asuh’ bagi kelompok-kelompok penyelenggara.

Eksebisi ini rencananya akan dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Kota Pontianak dan Provinsi Kalimantan Barat. Sri bilang masyarakat atau pengunjung dapat menyaksikan atraksi Meriam Karbit tidak hanya pada tanggal 30 Maret, tetapi hingga 30 hari ke depan.

“Masyarakat bahkan bisa mencoba menyulut Meriam Karbit dengan mengganti biaya karbit yang dikeluarkan, mengingat harga karbit semakin tahun semakin naik,” harapnya.

Berita Terkait

PDI Perjuangan Kalbar Tanam Bibit Pohon hingga Bagikan Ratusan Sembako di Hari Kemerdekaan
Satgas Kopasgat dan Apkam Lainnya Turut Semarakan Pawai dan Pentas Seni HUT RI Ke-80 di Kab. Pegunungan Bintang
Kopasgat Kawal Ketat Peresmian Terminal Baru Bandara Ilaga, Simbol Kemajuan Kabupaten Puncak
‘135 Menit’ Karya Stage Of Wawan Sofwan: Drama Historis tentang Pertemuan Diponegoro dan De Kock
Produksi Teater Koma Ke-235 Mencari Semar Hadirkan Perpaduan Cerita Tradisi Panakawan dengan Narasi Futuristik
Rayakan Seabad Pramoedya Ananta Toer, Pentas Teater ‘Bunga Penutup Abad’ Hadir Kembali
Bersama Kopasgat Dari Papua untuk Indonesia: Semangat Kemerdekaan Menggelora di Dogiyai
Tekan Risiko Stroke dan Serangan Jantung, OMRON Luncurkan Teknologi Pemantauan Tekanan Darah Terbaru

Berita Terkait

Minggu, 17 Agustus 2025 - 18:53 WIB

PDI Perjuangan Kalbar Tanam Bibit Pohon hingga Bagikan Ratusan Sembako di Hari Kemerdekaan

Minggu, 17 Agustus 2025 - 11:26 WIB

Satgas Kopasgat dan Apkam Lainnya Turut Semarakan Pawai dan Pentas Seni HUT RI Ke-80 di Kab. Pegunungan Bintang

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 15:51 WIB

Kopasgat Kawal Ketat Peresmian Terminal Baru Bandara Ilaga, Simbol Kemajuan Kabupaten Puncak

Jumat, 15 Agustus 2025 - 16:33 WIB

‘135 Menit’ Karya Stage Of Wawan Sofwan: Drama Historis tentang Pertemuan Diponegoro dan De Kock

Jumat, 15 Agustus 2025 - 16:25 WIB

Produksi Teater Koma Ke-235 Mencari Semar Hadirkan Perpaduan Cerita Tradisi Panakawan dengan Narasi Futuristik

Jumat, 15 Agustus 2025 - 12:49 WIB

Bersama Kopasgat Dari Papua untuk Indonesia: Semangat Kemerdekaan Menggelora di Dogiyai

Jumat, 15 Agustus 2025 - 05:32 WIB

Tekan Risiko Stroke dan Serangan Jantung, OMRON Luncurkan Teknologi Pemantauan Tekanan Darah Terbaru

Kamis, 14 Agustus 2025 - 17:57 WIB

Tampil Stylish Rayakan Hari Kemerdekaan dengan Penawaran Spesial dari UNIQLO August Shopping Festival

Berita Terbaru