TANJUNGPURA.ID (SUNGAI RAYA) – Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji memastikan sektor pendidikan tetap akan menjadi salah satu program prioritas dirinya bersama Calon Wakil Gubernur Kalbar, Didi Haryono ke depan. Pembangunan unit sekolah baru SMA/SMK negeri akan terus dilanjutkan, termasuk di Kabupaten Kubu Raya (KKR).
Menurut Midji-sapaan karibnya, Kabupaten Kubu Raya ke depan masih perlu dibangun sekitar lima SMA/SMK baru.
“Supaya (warga Kubu Raya) tidak jauh-jauh lagi mencari sekolah, Insyaallah, Kubu Raya akan kita tambah lima SMA/SMK,” ungkap Midji saat menggelar kampanye dialogis bersama ratusan masyarakat Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Jumat (8/11) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak menjabat gubernur Kalbar di periode 2018-2023 lalu, Sutarmidji selalu berupaya menjaga agar supaya anak-anak Kalbar tidak ada yang putus sekolah. Maka dari itu di periode pertama, ia sudah merealisasikan program sekolah gratis untuk pelajar SMA/SMK, dan SLB negeri. Kemudian pengadaan seragam lengkap, bagi para pelajar tidak mampu. Termasuk memperbaharui meja kursi (meubeler) sekolah yang rusak.
Bahkan ia menjanjikan program baru di periode kedua nanti, akan ada beasiswa kuliah untuk anak-anak Kalbar melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi atau universitas. “Untuk yang tidak mampu juga (nanti) ada jaminan kuliah sampai S1, itu komitmen saya pada masyarakat Kalbar,” janjinya.
Mantan wali kota Pontianak dua periode itu mengatakan, ia hanya akan berjanji mengenai hal-hal yang memang dapat direalisasikan. Bukan janji-janji muluk yang belum tentu bisa tercapai. Paling penting menurutnya, program yang ditawarkan bisa dijalankan, dan memberikan manfaat yang sesuai atau tepat sasaran.
“Kalau saya, ngomong yang bisa saya laksanakan, jangan berjanji yang tidak bisa direalisasikan. Yang riil saja, itu yang saya janjikan. Saya tidak ada lagi yang dicari selain ingin mengubah Kalbar ini menjadi semakin maju. Kami juga (akan) bangun pusat sertifikasi (keahlian), supaya anak-anak kita tidak menjadi penonton setiap kali ada investor masuk,” pungkasnya.
Salah satu warga, Marni menyambut baik program bidang pendidikan yang ditawarkan Sutarmidji. Apalagi dirinya sudah merasakan langsung manfaat dari berbagai program tersebut selama lima tahun terakhir. Dimana, anaknya sudah tak perlu membayar iuran sekolah, kemudian pihak sekolah juga tidak lagi menjual seragam.
Namun ia berharap kebijakan serupa juga bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan. Sebab anaknya yang bersekolah di jenjang SMP, masih diwajibkan membeli seragam dari sekolah.
“Masalah pakaian anak sekolah kami masuk (SMP) sudah gratis, tapi pakaian anak-anak sekolah itu terlalu mahal. Anak saya yang SMP, kami minta kalau bisa SMP juga dilarang sekolah menjual pakaian. Kalau bisa bukan hanya SMA dan SMK, tapi kalau bisa SMP juga,” harapnya.