TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Perkumpulan Merah Putih (PMP) Kalimantan Barat bekerjasama dengan organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI) menggelar kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Kebangsaan terkait usulan penetapan nomenklatur 17 Agustus 1945 Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus 1945 hari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan ini diawali dengan doa bersama lintas agama sebagai wujud keinginan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang aman, damai dan memberikan keteduhan bagi semua umat dan bangsa Indonesia, kegiatan dilaksnakan di Rumah Adat Melayu, Jalan Sultan Syahrir Pontianak pada hari Selasa (23 Januari 2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Doa bersama diawali Doa secara Islam dari Sekretaris FKUB Kalbar, Ustad Nursahid Dilanjutkan Doa secara Nasrani oleh Ketua PGIW Kalbar, Pendeta Paulus Ajong, Kemudian Doa secara Hindu oleh I Wayan Sudiana, Doa secara Budha oleh Pandita Eddy Jonathan dan doa secara Khonghucu oleh Pandita Rudy Leonard.
Tampak Hadir Pj Gubernur Kalbar yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kaban Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Barat, Drs Manto Saidi, M.Si, Dirbinmas Polda Kalbar, Kombes Pol Andi Harsito, Perwakilan BNNp Kalbar, Danlanud Supadio, Dandim 1207, Danlantamal XII/tpr, Kakanwil Kemenag, Kejati Kalbar, Perwakilan PTUN Kalbar.
Kegiatan ini turut hadiri Ketua-ketu organisasi etnis dan juga paguyuban se-Kalimantan Barat.
Dalam laporannya Ketua Umum Perkumpulan Merah Putih (PMP) Kalimantan Barat, H Sukiryanto, S.Ag menjelaskan ada dua pokok fokus pembahasan dalam kegiatan ini yang pertama adalah 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan dan 18 Agustus sebagai Hari Jadi Negara Indonesia.
Lebih lanjut, Sukiryanto menjelaskan terkait dua pokok ini sudah pernah diajukan dan dikonsultasikan ke Kemendagri.
“Dari Mendagri sudah berikan warning ini memang harus disosialisasikan ke seluruh kabupaten dan provinsi, nanti kalau sudah disosialisasikan baru diambil keputusan,” ucapnya, mengatakan saat diwawancarai.
Sukiryanto menjelaskan dengan adanya FGD ini yang bertujuan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Adapun, kegiatan ini sudah diselenggarakan di berbagai kabupaten di Kalbar. Namun, untuk provinsi menjadi FGD ini menjadi kegiatan pertama.
“Sudah dianjurkan Kementerian Dalam Negeri dan di Kalbar, Kabupaten sudah. Provinsi hanya kita. Untuk provinsi ini perdana, kabupaten sudah kemarin di Kubu Raya,” jelasnya.
Sukiryanto berharap dengan adanya FGD ini akan ditemukan jalan keluar terkait nomenklatur yang sudah dibahas, dan diwaktu mendatang ditetapkan tanggal 18 Agustus sebagai hari jadi Negara Republik Indonesia.
“Sekarang gini, orang menganggap hari jadi bertepatan dengan Kemerdekaan Indonesia padahal itu atas nama bangsa Indonesia, belum ada presiden saat itu. Harapan saya ada kepastian, dan juga ada dua persepsi bahwa ada yang mengatakan sekaligus hari Kemerdekaan ada yang mengatakan tanggal 18 Agustus,” katanya, mengakhiri.
Sementara itu Sekretaris Umum Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI), Drs Ismu Syamsudin mengatakan bahwa Sudah 78 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia ini berdiri, namun sekalipun belum pernah ada peringatan dan selamatan Hari Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia 18 Agustus 1945.
“Padahal bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang sangat religius. Presiden RI, Bapak Joko Widodo pada Doa Bersama di Istana awal Agustus 2023 1 mengungkapkan bahwa Indonesia adalah bangsa tertinggi tingkat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hasil survey menyatakan tingkat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa mencapai 96 persen, tertinggi di dunia,” ucapnya.
Bangsa Indonesia juga sangat spiritual, kaya akan ritual, kaya adat dan budaya luhur. Bayi lahir saja diselamati, pupak puser diselamati. Mau membangun rumah diselamati, buka usaha diselamati, naik jabatan diselamati. Tapi mengapa Hari Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak ikut diselamati?
“Sejauh ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti arti serta makna ‘bangsa’ dan ‘bentuk negara’. Mereka belum atau tidak memahami kronologi perjuangan bangsa Indonesia sampai tercapainya kemerdekaannya. Siapa yang dijajah selama 434 tahun dan siapa yang menyatakan kemerdekaan,” tegas Ismu Syamsudin.
Sekum PCTAI ini mengharapkan Focus Group Discussion (FGD) Kebangsaan ini bisa menjadi usulan penetapan Hari Kemerdekaan Bangsa (17-08-1945) dan penetapan Hari Berdirinya Negera Kesatuan Republik Indonesia (18-08-1945) bertujuan sebagai wahana diskusi dan bertukar pikiran dari berbagai unsur para nasionalis, akademis, sejarawan, pemerintah, rohaniawan, masyarakat dalam rangka memfinalkan usulan besar yang menyangkut keimanan dan kemanusiaan, bangsa dan negara.
Diakhir kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kebangsaan yang dilaksanakan Perkumpulan Merah Putih (PMP) Kalimantan Barat bekerjasama dengan organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI) ditandatangani kesepakatan bersama usulan penetapan nomenklatur 17 Agustus 1945 Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan 18 Agustus 1945 hari berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. (tim liputan)
Penulis : Edi
Editor : Hendro
Sumber Berita : Pontianak