TANJUNGPURA.ID (KUALA LUMPUR) — Trinasolar, pemimpin industri smart PV dan solusi penyimpanan energi global, siap memanfaatkan kesuksesan proyek pembangkit listrik tenaga surya hibrida di Malaysia dan memperluas inisiatif serupa di seluruh Asia Tenggara. Trinasolar juga menyadari daya tarik wilayah tersebut.
100MWac hybrid solar farm in Merchang, Terengganu, Malaysia – the largest hybrid solar project in Malaysia
Di Asia Tenggara, pembangunan ekonomi yang berjalan pesat dan lonjakan permintaan energi dibarengi dengan terbatasnya ketersediaan lahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka, PLTS terapung menjadi solusi menarik untuk menghasilkan energi bersih tanpa memerlukan lahan dalam jumlah banyak. Di sisi lain, instalasi PLTS terapung dapat mengurangi penguapan air dari bendungan, serta memberikan efisiensi produksi yang lebih besar berkat efek pendingin dari air.
Namun, biaya rekayasa dan konstruksi PLTS terapung biasanya lebih mahal dari PLTS round-mounted. Untuk itu, PLTS hibrida menawarkan keunggulan dari kedua tipe PLTS tersebut dalam pengembangan proyek PLTS berskala besar.
Salah satu penerapan yang telah berhasil adalah PLTS hibrida 100MWac–dimiliki dan dikembangkan perusahaan Malaysia Cypark Resources Berhad (Cypark Resources)–berlokasi di Merchang, kota pesisir di Negara Bagian Terengganu, kawasan timur laut Malaysia. Telah beroperasi secara komersial (commercially operational/COD) pada 9 Juni lalu, PLTS inovatif ini akan menghasilkan energi bersih dalam jumlah yang memadai untuk menyingkirkan 202.024 ton emisi CO2 setiap tahun.
Seperti dijelaskan Dato’ Ami Moris, Executive Chair, Cypark Resources Berhad, “Proyek ini adalah PLTS hibrida terbesar di Malaysia yang menggunakan 35 MW panel surya terapung di permukaan air, serta 65 MW panel surya yang terpasang di wilayah darat. Proyek ini membuktikan kemampuan Cypark dalam mengintegrasikan PLTS dengan kondisi alam di Terengganu yang rentan dilanda banjir.”
Elva Wang, Head, Asia Tenggara, Trinasolar, berkata, “Proyek kompleks ini telah beroperasi secara komersial, membuktikan efektivitas desain dan tahap implementasi.
Kami menilai, Asia Tenggara memiliki potensi besar untuk proyek PLTS hibrida berskala besar yang mengintegrasikan instalasi terapung dan berlokasi di wilayah darat. Kami ingin terus berkolaborasi dengan Cypark Resources dan mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan kepada Trinasolar dalam proyek ambisius ini. Lebih lagi, proyek ini sejalan dengan target Malaysia untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 70% pada 2050.”
Kegunaan panel surya Trinasolar Vertex sangat menentukan kesuksesan proyek ini. Segmen 35 MW panel surya terapung, terletak di sebuah danau yang berdekatan dengan laut, menghadapi tingkat kelembapan dan kadar garam yang tinggi.
Desain dual-glass panel surya Vertex menjamin daya tahan terhadap kondisi medan yang berat. TÜV Rheinland, perusahaan terkemuka dunia yang menyediakan layanan pengetesan produk independen, juga telah mengakui kinerja panel surya Vertex di kondisi pesisir yang penuh tantangan.
Berkat aspek bifacial, panel surya Vertex mampu menangkap cahaya matahari pada kedua sisi sehingga menghasilkan semakin banyak energi. Keunggulan ini sangat menguntungkan pada instalasi di wilayah darat, terutama ketika lapisan tanah berpasir putih menimbulkan efek albedo yang kuat, memantulkan sinar matahari ke sisi bawah panel surya.
“Proyek ini sangat membuktikan potensi proyek PLTS hibrida di Asia Tenggara,” kata Wang. “Kami ingin memperluas inisiatif serupa dan berkontribusi terhadap ambisi energi terbarukan di Asia Tenggara.”