Prospek Iklim Kalbar: Pesisir Waspada Kekurangan Air Bersih, Curah Hujan Rendah Diprediksi 21–30 September 2025

Prospek Iklim Kalbar: Pesisir Waspada Kekurangan Air Bersih, Curah Hujan Rendah Diprediksi 21–30 September 2025

TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK)  – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat merilis prospek iklim dasarian untuk periode 21–30 September 2025. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar wilayah Kalimantan Barat, khususnya daerah pesisir, berpotensi mengalami curah hujan rendah yang dapat memicu berkurangnya ketersediaan air bersih.

Monitoring Iklim Terkini
Pada dasarian II September 2025 (11–20 September), curah hujan di Kalbar tercatat berkisar antara 100–300 mm per dasarian dengan kategori menengah hingga sangat tinggi. Puncak tertinggi terjadi di Kabupaten Melawi dengan 394 mm per dasarian.

Sementara sifat hujan dominan normal hingga atas normal, dengan bawah normal hanya terjadi di sebagian wilayah Kapuas Hulu.
Hari tanpa hujan (HTH) terpanjang terpantau di Kecamatan Jawai, Sambas, yaitu 4 hari, yang masih masuk kategori sangat pendek.

Dinamika Atmosfer
BMKG melaporkan, kondisi atmosfer saat ini masih berada pada fase netral dengan indeks ENSO -0.43. Indeks IOD tercatat -1.15 (negatif) dan diprediksi bertahan hingga November 2025. Suhu muka laut di sekitar perairan Kalbar lebih hangat dari normal, dengan anomali OLR cenderung netral hingga positif, yang berpotensi menurunkan intensitas hujan.

Angin timuran diperkirakan tetap dominan, sementara MJO aktif pada fase 2 dan 3. Puncak musim hujan di Kalbar sendiri diprediksi baru akan terjadi pada November 2025.

Prediksi Curah Hujan Dasarian III
Untuk dasarian III September 2025 (21–30 September), curah hujan diperkirakan berada pada kategori rendah hingga menengah, berkisar 20–75 mm per dasarian. Sifat hujan umumnya bawah normal.

– Wilayah dengan peluang curah hujan kurang dari 20 mm per dasarian diperkirakan terjadi di sebagian kecil Sambas.
– Hampir seluruh kabupaten/kota berpeluang mengalami curah hujan kurang dari 50 mm per dasarian.
– Hanya sebagian kecil wilayah Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sanggau, dan Ketapang yang berpotensi mendapat curah hujan lebih dari 50 mm per dasarian.

Secara umum, Kalbar diprediksi aman dari ancaman banjir, termasuk pada areal pertanaman padi. Namun, BMKG mengingatkan adanya potensi berkurangnya ketersediaan air bersih dan kemunculan hotspot terutama di wilayah pesisir, seperti Kabupaten Sambas.

BMKG Kalbar mengimbau masyarakat dan pemangku kepentingan untuk lebih bijak dalam mengelola air, serta tetap waspada terhadap potensi kekeringan lokal.