![]() |
Menghindari Distorsi Informasi, Ketua FKPT Kalbar Ingatkan Mahasiswa Tidak Mudah Terprovokasi Kekerasan |
TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menggelar acara “Kampus Kebangsaan: Pembinaan Mahasiswa Berprestasi” sebagai upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan membentengi mahasiswa dari paham radikalisme. (27/9/2025).
Dalam acara ini, Dr. Yusriadi, MA, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat sekaligus Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Pontianak, menyampaikan sambutan dan paparannya yang menekankan pentingnya kearifan lokal serta sikap kritis dalam menghadapi informasi.
Dalam sambutannya, Dr. Yusriadi MA mengawali dengan menyoroti kearifan lokal masyarakat Kalimantan Barat, seperti tradisi berpantun dan cara unik mengukur jarak. Ia menekankan bahwa kearifan lokal adalah bagian integral dari identitas bangsa yang harus terus dirawat dan menjadi benteng moral bagi generasi muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menyinggung isu terorisme, Dr. Yusriadi MA menyatakan kekhawatirannya dan peran FKPT dalam mencegah aksi-aksi kekerasan. Ia secara tegas mengingatkan mahasiswa untuk tidak mudah bersimpati terhadap kekerasan, baik yang dilakukan oleh satu pihak maupun pihak lain, seperti konflik Israel dan Gaza. “Siapapun, Israel tidak boleh bom Gaza, tapi Hamas juga tidak boleh bom Israel, karena dua-duanya membunuh,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dr. Yusriadi MA menyoroti bahaya distorsi informasi di era digital, khususnya melalui media sosial. Ia mengajak mahasiswa untuk menerapkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why, How) dan ajaran Al-Qur’an tentang ‘tabayyun’ (verifikasi berita), yang termaktub dalam Surah Al-Hujurat ayat 6. Sikap kritis dan kemampuan memilah informasi ini dinilai krusial untuk menghindari terjebak dalam paham radikalisme yang seringkali menyasar anak muda melalui berbagai platform.
Dalam konteks demonstrasi, ia membedakan antara menyampaikan aspirasi yang baik dengan tindakan anarkis yang merusak. “Menyampaikan aspirasi bagus, bakar polisi tidak bagus, hancur terminal tidak bagus,” ujarnya.
Dr. Yusriadi MA juga menegaskan bahwa radikalisme adalah pintu masuk menuju terorisme, dan paham ini seringkali berkembang ketika simpati terhadap kekerasan muncul. Ia meyakini bahwa lulusan IAIN Pontianak, dengan bekal ilmu agama dan pengetahuan yang mumpuni, tidak akan mudah terpapar oleh paham radikal.
Acara Kampus Kebangsaan ini merupakan kolaborasi antara IAIN Pontianak dan FKPT Kalimantan Barat, yang bertujuan untuk membina mahasiswa berprestasi agar menjadi agen perubahan yang cinta tanah air dan menjaga keutuhan NKRI berdasarkan Pancasila.