TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK ) – Kalimantan Barat kembali dihadapkan pada situasi darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Berdasarkan data sebaran titik panas dari BMKG Kalbar untuk periode 25 September 2025, total terdeteksi sebanyak 1.391 titik panas (hotspot) di seluruh wilayah Kalimantan Barat.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan yang menuntut perhatian serius dari pihak berwenang dan masyarakat.
Ketapang dan Sintang Sumbang Lebih dari 60% Titik Panas
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari total keseluruhan, sebaran titik panas terpusat di wilayah selatan dan tengah Kalbar, dengan dua kabupaten mencatatkan angka tertinggi, menyumbang lebih dari 60% dari total hotspot:
- Ketapang: Mendaftar angka tertinggi dengan 456 titik panas.
- Sintang: Menyusul dengan jumlah 411 titik panas, termasuk 8 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi.
Selain kedua kabupaten tersebut, beberapa wilayah lain juga mencatatkan sebaran titik panas yang mengkhawatirkan:
- Sekadau: 178 titik panas (termasuk 7 titik dengan kepercayaan tinggi).
- Sanggau: 114 titik panas.
- Melawi: 110 titik panas.
Dari total 1.391 titik panas yang terdeteksi, mayoritas (1.236 titik) masih berada dalam kategori kepercayaan rendah. Namun, jumlah titik panas dengan tingkat kepercayaan menengah mencapai 133 titik, dan yang paling mengkhawatirkan, terdapat 22 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi—indikasi kuat adanya kebakaran aktif.
Data hotspot ini diperoleh melalui deteksi sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA, AQUA). BMKG mengingatkan bahwa hotspot menunjukkan lokasi yang mengalami anomali suhu panas atau kebakaran hutan/lahan.
Pemerintah Provinsi Kalbar dan tim Satgas Karhutla diimbau untuk segera melakukan tindakan pencegahan dan pemadaman yang lebih intensif, khususnya di wilayah Ketapang, Sintang, dan Sekadau, guna mencegah meluasnya dampak kabut asap.