Pendidikan Multikultural Kunci Perkuat Keindonesiaan di Era Globalisasi

- Editor

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 ISNU Kalbar Gelar Webinar Kebangsaan: Pendidikan Multikultural Kunci Perkuat Keindonesiaan di Era Globalisasi

TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK)  – Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kalimantan Barat (Kalbar) menyelenggarakan Webinar Kebangsaan dengan tema “ISNU Sebagai Penggerak Pendidikan Multikultural Untuk Memperkuat Keindonesiaan di Era Globalisasi” pada Senin, 14 Juli 2025.

 

Acara yang digelar secara daring melalui platform Zoom ini menghadirkan para pakar untuk membahas peran strategis pendidikan multikultural dalam menjaga keutuhan bangsa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Webinar ini menghadirkan Dr. Muhamad Firdaus, M.Pd (Ketua ISNU Kalbar) sebagai keynote speaker, serta dua narasumber kompeten, yaitu Dr. Tsabit Azinar Ahmad, M.Pd (Dosen UNNES dan Sekretaris LTNU Semarang) dan Dr. (Cand) Suherdianto, M.Pd (Wakil Ketua ISNU Kalbar dan Warek II UPGRIP Pontianak).

Dalam sambutannya, Ketua Umum PW ISNU Kalbar, Dr. Muhammad Firdaus, M.Pd, menyoroti pentingnya pendidikan multikultural, terutama di Kalimantan Barat yang memiliki keragaman budaya yang sangat kaya.

Ia menyuarakan keprihatinan atas potensi hilangnya identitas generasi muda yang tercabut dari akar budayanya dan menegaskan komitmen ISNU untuk memperkuat fondasi pendidikan karakter bangsa.

Hal senada juga disampaikan oleh penanggung jawab kegiatan, Muhammad Anwar Rubai, yang menekankan peran strategis ISNU sebagai agen perubahan.

Baca Juga :  Cegah Defisiensi Zat Besi Sejak Dini, dr. Denta: Susu Bantu Lengkapi Asupan Anak

“ISNU diharapkan dapat memajukan pendidikan yang toleran dan berkeadilan sosial, serta menjaga keutuhan NKRI melalui pendekatan pendidikan multikultural di tengah arus globalisasi,” ujarnya.

Urgensi Pendidikan Multikultural di Indonesia

Dr. Tsabit Azinar Ahmad dalam paparannya menjelaskan bahwa keragaman budaya, etnis, dan bahasa yang dimiliki Indonesia menjadikan pendidikan multikultural sebagai sebuah keniscayaan. Ia memaparkan bahwa secara historis, Indonesia merupakan titik silang peradaban yang membentuk masyarakat yang sangat beragam.

Menurutnya, pendidikan multikultural adalah konsep filosofis yang dibangun di atas cita-cita kebebasan, keadilan, kesetaraan, dan martabat manusia untuk membentuk masyarakat yang inklusif. Dr. Tsabit juga menguraikan lima dimensi pendidikan multikultural yang perlu diimplementasikan, yaitu integrasi konten, konstruksi pengetahuan, pengurangan prasangka, pedagogi kesetaraan, dan pemberdayaan budaya sekolah.

“Peran ISNU sangat penting dalam mengadvokasi nilai-nilai toleransi, menguatkan kurikulum multikultural, memberdayakan pendidik, hingga mencegah radikalisme dan menjadi mediator dialog antarbudaya,” jelas Dr. Tsabit.

Konteks Multikulturalisme di Kalimantan Barat

Sementara itu, Dr. (Cand) Suherdianto, M.Pd, memfokuskan pembahasannya pada konteks Kalimantan Barat yang ia sebut sebagai “ikon multikultural” di Indonesia. Dengan Kota Singkawang sebagai salah satu simbol toleransi nasional, Kalbar memiliki kekayaan etnis, bahasa, dan kearifan lokal yang bisa menjadi kekuatan sekaligus potensi konflik.

Baca Juga :  WeTV Original Duren Jatuh Trending di 17 Negara dan Ditonton 10 Juta Kali

“Sejarah Kalbar pernah mencatat rentetan konflik antar etnis dan budaya. Ini menjadi alasan kuat mengapa ISNU harus membumikan pendidikan multikultural di sini,” tegas Suherdianto.

Ia memaparkan beberapa peran strategis ISNU di Kalbar, antara lain melalui edukasi dan literasi nilai toleransi, penguatan moderasi beragama, mediasi sosial dan advokasi konflik, serta kolaborasi lintas etnis dan ormas.

“ISNU harus memiliki SDM yang berwawasan multikultur dan terus melakukan kajian sebagai dasar masukan kepada para pemangku kebijakan,” tambahnya.

Sesi diskusi dalam webinar ini juga berlangsung dinamis, membahas berbagai isu aktual seperti cara mengatasi konflik di media sosial, hubungan antara pendidikan multikultural dengan nasionalisme, hingga tantangan globalisasi.

Para narasumber sepakat bahwa pendidikan multikultural yang dialogis dan inklusif adalah jawaban untuk memperkuat identitas ke-Indonesiaan yang bhineka.

Berita Terkait

UNTAN Diganjar Predikat Kampus Paling Berprestasi, Ini Strategi dan Capaian Unggulannya
Yonko 465 Kopasgat Amankan Kedatangan Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya di Bandara Mulia
Pengungkapan Kasus Penggelapan Dana Indomaret
Kapolres Sekadau AKBP Donny Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Kapuas 2025
Lokasi PETI di Nanga Taman Di Gerebek, Satu Pelaku Diamankan
BMKG: Waspada Hujan Sedang hingga Lebat di Sejumlah Wilayah Kalbar
Suasana Seru Tahun Ajaran Baru Dimulai, MIN 1 Kubu Raya
Olahraga Rutin Jaga Kebugaran Lansia

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 10:22 WIB

UNTAN Diganjar Predikat Kampus Paling Berprestasi, Ini Strategi dan Capaian Unggulannya

Selasa, 15 Juli 2025 - 09:30 WIB

Yonko 465 Kopasgat Amankan Kedatangan Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya di Bandara Mulia

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:06 WIB

Pengungkapan Kasus Penggelapan Dana Indomaret

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:04 WIB

Kapolres Sekadau AKBP Donny Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Kapuas 2025

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:03 WIB

Lokasi PETI di Nanga Taman Di Gerebek, Satu Pelaku Diamankan

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:01 WIB

Suasana Seru Tahun Ajaran Baru Dimulai, MIN 1 Kubu Raya

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:58 WIB

Olahraga Rutin Jaga Kebugaran Lansia

Selasa, 15 Juli 2025 - 07:57 WIB

Pelatihan Pengelolaan Minyak Kelapa bagi Jaringan Tani Perempuan di Pulau Maya

Berita Terbaru

Bisnis

Pengungkapan Kasus Penggelapan Dana Indomaret

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:06 WIB

Bisnis

Lokasi PETI di Nanga Taman Di Gerebek, Satu Pelaku Diamankan

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:03 WIB