TANJUNGPURA.ID (KUBU RAYA) — Bupati Sujiwo menyatakan sikap tegasnya terhadap tindakan perundungan (bullying) yang terjadi di lingkungan pendidikan. Hal ini disampaikan menyusul viralnya sebuah video yang menampilkan dugaan bullying oleh seorang guru kepada siswa.
Dalam keterangannya, Bupati menegaskan bahwa seluruh guru, baik dari sekolah negeri maupun swasta di jenjang SD dan SMP yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten, harus mengedepankan hati nurani dan kemanusiaan dalam mendidik para siswa. Ia menyatakan tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan atau penghinaan terhadap anak didik.
Menurutnya, jika guru pelaku dalam video tersebut berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten, maka ia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau saja guru itu guru SD atau SMP negeri, yang merupakan kewenangan saya, saya pastikan sudah saya pecat. Karena itu sudah jelas bullying, dan tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun,” tegas Sujiwo.
Namun demikian, Sujiwo menjelaskan bahwa kasus tersebut berada di bawah kewenangan Kementerian Agama, karena guru yang bersangkutan berasal dari lembaga pendidikan yang dinaungi oleh Kemenag. Oleh karena itu, keputusan sanksi menjadi tanggung jawab Kantor Kementerian Agama setempat.
Bupati juga menyoroti perlakuan tidak adil kepada siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Ia menyebutkan pentingnya para pendidik untuk melihat dan memahami kondisi ekonomi siswa sebelum mengambil tindakan.
“Kalau ada siswa yang tidak mampu bayar, coba dicek dulu kondisinya. Lihat rumahnya, bagaimana keadaannya. Seperti Ega kemarin, rumahnya kecil, masih ngontrak, itu jelas tidak mampu,” ujarnya.
Sujiwo menambahkan bahwa seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, harus memahami bahwa semua siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perlindungan dan dukungan dari pemerintah.
“Semua anak punya orang tua yang namanya pemerintah. Kalau ada persoalan seperti itu, temui saya, temui Pak Wakil Bupati, Sekda, atau Kadis Pendidikan. Kita bisa cari solusinya bersama. Bukan malah menyebarkan video dan mempermalukan siswa,” tambahnya.
Sebagai penutup, Bupati Sujiwo menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi pembelajaran terakhir bagi dunia pendidikan di wilayahnya. Ia memastikan akan terus memantau aktivitas para pendidik agar tidak melenceng dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.