Masih Banyak Anak di Beri Kental Manis, dr. Alma Ingatkan Dampak Kesehatannya

- Editor

Selasa, 6 Mei 2025 - 06:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TANJUNGPURA.ID (JAKARTA) – Susu kental manis ternyata masih banyak digunakan sebagai miuman susu untuk anak. Hal ini menunjukkan minimmnya pengetahuan masyarakat akan gizi untuk anak. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan dr. Alma Lucyati mengatakan praktik pemberian kental manis untuk anak sebagai minuman susu ini harus menjadi sorotan bersama.

“Banyak orang tua masih memberikan susu kental manis untuk anaknya karena rasanya enak dan harganya murah. Ini yang jadi PR kita bersama,” ujar dr. Alma dalam sesi pembekalan untuk kader Aisyiyah beberapa waktu yang lalu.

Ia menegaskan, kental manis bukanlah produk yang layak diberikan kepada anak-anak sebagai pengganti susu sapi atau susu formula. Kandungan gula yang sangat tinggi, bahkan lima kali lipat lebih banyak daripada susu sapi biasa, membuatnya justru berisiko menimbulkan masalah kesehatan serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Susu kental manis tidak diperkenankan untuk diberikan kepada anak, apalagi bayi. Kandungan gulanya tinggi, dan zat besi serta vitamin dan mineral di dalamnya sangat sedikit,” jelasnya.

Baca Juga :  Zat Besi dalam Susu Pertumbuhan untuk Mneingkatkan Imunitas Anak

Selain itu, yang juga harus diperhatikan orang tua adalah pemenuhan kebutuhan zat besi anak. Kekurangan zat besi pada masa pertumbuhan bisa berdampak fatal terhadap perkembangan otak, serta meningkatkan risiko anemia. Zat besi adalah salah satu mikronutrien penting yang diperlukan dalam masa tumbuh kembang, terutama pada anak usia di bawah lima tahun. Oleh karena itu, pemberian makanan yang kaya akan zat besi sangat ditekankan dalam setiap intervensi gizi.

“Salah satu penyebab stunting yang jarang disadari adalah kurangnya asupan zat besi. Anak mungkin terlihat gemuk karena banyak konsumsi manis, tapi sebenarnya gizinya tidak terpenuhi,” ujar dr. Alma.

Ia juga mengingatkan bahwa kebiasaan memberikan makanan atau minuman tinggi gula kepada anak sejak usia dini bisa membentuk pola makan tidak sehat yang bertahan hingga dewasa. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu gangguan metabolik seperti obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung.

Baca Juga :  Menangkap Peluang Bisnis Industri Susu dan Daging Sapi di Asia Tenggara dengan Kedelai AS

Sebagai alternatif, dr. Alma menekankan pentingnya pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pertama dan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi seimbang, termasuk sumber zat besi dari protein hewani seperti daging, hati ayam, dan ikan.

“Pola asuh yang baik dimulai dari pemberian makanan bergizi seimbang. Bukan hanya kenyang, tapi juga memenuhi kebutuhan mikronutrien seperti zat besi,” pungkasnya.

Berita Terkait

Bapas Kelas I Semarang Berikan Pembekalan untuk 44 Peserta Magang
UNIQLO Rilis UTme! Pokémon Fall/Winter 2025 dengan Seri Pokémon City Badges
Agenda Rutin FPK Kalbar, Ziarah Mandor Akan Dilanjutkan dengan Aksi Sosial Bersih-Bersih Situs Sejarah
Wujudkan Industri Baru: Fast Retailing Naikkan Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dalam Rantai Pasokan
Perluas Layanan, Bapas Semarang Siapkan Pos Bapas di Kabupaten Demak
STIKes YARSI Pontianak Kukuhkan Lulusan Tangguh untuk Daerah 3T dan Layanan Kesehatan Kalbar
Peringatan Keras Yohan Betty Desak Aparat Gelar Razia Layangan Kawat Demi Ketertiban Umum dan PLN
Jumlah Lulusan Melonjak, STIKes Yarsi Pontianak Perkuat Pendampingan Menuju Dunia Kerja

Berita Terkait

Senin, 24 November 2025 - 19:05 WIB

Bapas Kelas I Semarang Berikan Pembekalan untuk 44 Peserta Magang

Senin, 24 November 2025 - 14:25 WIB

UNIQLO Rilis UTme! Pokémon Fall/Winter 2025 dengan Seri Pokémon City Badges

Senin, 24 November 2025 - 06:40 WIB

Agenda Rutin FPK Kalbar, Ziarah Mandor Akan Dilanjutkan dengan Aksi Sosial Bersih-Bersih Situs Sejarah

Minggu, 23 November 2025 - 19:40 WIB

Wujudkan Industri Baru: Fast Retailing Naikkan Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dalam Rantai Pasokan

Kamis, 20 November 2025 - 19:19 WIB

Perluas Layanan, Bapas Semarang Siapkan Pos Bapas di Kabupaten Demak

Kamis, 20 November 2025 - 14:34 WIB

Peringatan Keras Yohan Betty Desak Aparat Gelar Razia Layangan Kawat Demi Ketertiban Umum dan PLN

Rabu, 19 November 2025 - 18:46 WIB

Jumlah Lulusan Melonjak, STIKes Yarsi Pontianak Perkuat Pendampingan Menuju Dunia Kerja

Rabu, 19 November 2025 - 10:21 WIB

ARIGATO INDONESIA 2025: UNIQLO Ajak Pelanggan Berbagi Cerita dan Salurkan Donasi 1.000 Pakaian bagi Petugas Damkar dan PPSU

Berita Terbaru