TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Kabar burung yang menyatakan adanya keretakan di dalam koalisi pemenangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan-Krisantus Kurniawan akhirnya membuncah, pada Rabu (13/11/2024).
Kepastian itu ditandai dengan mundurnya Agus Setiadi selaku Koordinator Bidang Relawan, Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar (RPMP) dari struktur tim koalisi Ria Norsan-Krisantus Kurniawan (NKRI).
Pria yang turut menjabat selaku Ketua Umum Persatuan Orang Melayu yang juga pentolan bagi koalisi kemenangan Ria Norsan-Krisantus Kurniawan itu mengaku mundur setelah merasakan adanya ketidakjelasan bagaimana roda koalisi tersebut berjalan. Parahnya lagi, koalisi tersebut seolah didesain secara amatiran, jauh dari kata profesionalisme dari penggambaran sebuah organisasi modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Agus Setiadi bahkan secara blak-blakan menyibaknya ke publik, bagaimana acak-kadutnya organ ini bekerja, yang akhirnya membuat para personel di dalamnya kocar-kacir, tidak jelas, jalan sendiri-sendiri tanpa rantai koordinasi dan seterusnya.
“Pada kesempatan ini kami sampaikan bahwa Bidang Relawan, Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar (RPMP) belum ada satupun program lapangan yang tereksekusi sampai hari ini, kecuali pendataan dan menghimpun simpul-simpul relawan NKRI serta ngopi-ngopi mendengarkan curhat dan keluhan berbagai simpul relawan se-Kalbar yang mengadu ke kami,” buka Agus Setiadi melalui surat pengunduran resminya, yang beredar di kalangan awak media Rabu sore.
Ia menyampaikan, sejak pasca rapat presentasi Program Bidang dan RAB, belum juga ada kabar soal kepastian anggaran–bahkan sampai surat pengunduran dirinya ini dibuat.
“Saya juga sudah berkali-kali menanyakan kepada Ketua Koalisi Thomas Alexander, jawabannya tetap sama belum ada! Aneh memang tapi itulah Adanya. Kabarnya bidang-bidang lain juga NIHIL Anggaran. Mustahil bagi Tim Koalisi bisa menggerakkan kerja-kerja bidang tanpa dukungan anggaran, termasuk bidang RPMP, padahal tim koalisi ini adalah rumah besar pemenangan NKRI yang terdaftar resmi di KPU, bukan gerakan relawan yang non formal,” urainya.
“Sementara itu, kerja-kerja bidang RPMP justru kami lihat dikerjakan oleh tim lain
yang juga melibatkan beberapa anggota bidang RPMP tanpa koordinasi kepada
saya selaku Ketua Bidang. Hal ini tentu membuat kami sangat bingung, tersinggung, kesal dan bertanya-tanya, kenapa tidak diserahkan ke bidang RPMP
untuk mengeksekusinya secara struktural,” timpalnya.
Alhasil menurut Agus Setiadi, kalau memang sudah tak ada kepercayaan dan fungsinya lagi, maka sebaiknya memang koalisi ini dibubarkan saja bidangnya, daripada sekedar nempel nama.
“Kalau tak cocok dengan saya sebagai ketua bidang, cepat diganti. Kita ini bergerak tentu harus mengoptimalkan struktur yang ada, bukan sekedar formalitas. Sehingga terkesan yang bergerak dominan secara individual beserta jaringannya. Jika struktur tak berguna, bagus bubarkan saja daripada sekedar nempel nama,” kata dia.
“Atas dasar ini, dengan menahan kesabaran beberapa bulan lamanya, maka dengan Waras dan Sadar Diri, Saya putuskan MUNDUR dari Tim Koalisi NKRI. Demikian surat ini saya sampaikan melalui pemikiran yang mendalam,” pungkasnya.
Dilihat dari isi secara lengkap, surat pengunduran tersebut dibuat di Pontianak, 10 November 2024. Surat itu juga ditembuskan kepada Cagub dan Cawagub Kalbar, Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan, serta Ketua DPD Hanura Kalimantan Barat dan Ketua KPU Kalimantan Barat.