Ketika Muda Persoalkan SiLPA, Midji : Daripada Berhutang Bagus Kita SiLPA

- Editor

Rabu, 6 November 2024 - 11:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji dan Didi Haryono menjalani debat publik kedua Pilgub Kalbar 2024 (Foto: Tim Media Midji-Didi)

Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji dan Didi Haryono menjalani debat publik kedua Pilgub Kalbar 2024 (Foto: Tim Media Midji-Didi)

TANJUNGPURA.ID (SINGKAWANG) – Sesi tanya jawab antar pasangan Calon Gubernur, dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) di debat publik kedua yang digelar di Kota Singkawang, berlangsung cukup panas, Selasa (5/11) malam. Seperti yang terjadi antara Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji dengan Calon Gubernur Kalbar nomor urut 3, Muda Mahendrawan.

 

Dalam segmen tanya jawab, Muda Mahendrawan sempat mempersoalkan Sisa Lebih PerhitunganAnggaran (SiLPA) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar di era Gubernur Sutarmidji yang dinilai sangat tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Ini terkait dengan hal-hal yang menyangkut di masa periode bapak (Sutarmidji) kemarin. Tidak bisa tuntas melakukannya, dan SiLPA bisa sampai Rp1,9 triliun selama lima tahun. Kalau itu digunakan selesai sudah semua, jalan-jalan, jembatan yang ada di provinsi Kalbar,” sindir Muda.

 

Menjawab hal tersebut, Sutarmidji menyindir balik, bahwa pertanyaan Muda itu seperti orang yang tidak paham soal anggaran pemerintah. Karena ketika terjadi SiLPA, anggarannya tidak otomatis hilang, melainkan akan tetap masuk di tahun anggaran berikutnya.

Baca Juga :  Kenakan Jaket Kekinian dan Kopiah Hitam, Midji-Didi Tampil Elegan di Debat Publik Pertama

“Setiap tahun sisa anggaran itu menjadi SiLPA, dan akan digunakan di tahun berikutnya. Karena setiap tahun terus begitu. Di dalam (APBD) itu ada namanya sisa anggaran, dan itu tidak bisa disimpan sendiri, tetap akan digunakan tahun berikutnya. Pasti ada (SiLPA), dan terus berlanjut (ke tahun berikutnya),” paparnya.

 

Midji-sapaan karibnya justru merasa bingung dengan pertanyaan tersebut. Karena dari penilaian Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Pemprov Kalbar setiap tahunnya selalu masuk urutan empat nasional baik dari realisasi pendapatan, maupun realisasi belanja. Yang itu artinya, pengelolaan anggaran oleh Pemprov Kalbar sudah baik.

 

“Paling jelek kita (Pemprov) masuk 10 besar realisasi belanja. Jadi saya bingung juga anggaran (SiLPA) mau dibagi-bagi kemana. Tidak bisa, itu anggaran sudah ada mekanismenya. Makanya provinsi itu anggarannya sangat transparan,” tegasnya.

 

Apalagi lanjut dia, SiLPA yang terjadi merupakan hal yang positif. Itu karena Pemprov bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melebihi dari target yang sudah ditetapkan.

Baca Juga :  Warga Sungai Kunyit Mempawah Kompak Ingin Bang Midji Lanjutkan Kepemimpinan Kalbar

“Sisa anggaran yang besar itu, bukan karena kita (Pemprov) tak mampu belanja, tapi kita mampu meningkatkan PAD melebihi target yang kita canangkan. Itu, artinya Pemprov, tidak pernah minus. Tidak pernah berhutang, apalagi sampai membebani pemerintahan berikutnya,” paparnya.

 

Gubernur Kalbar periode 2018-2023 itu lantas menyindir kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya. Karena ketika dipimpin oleh Bupati Muda Mahendrawan, Pemkab Kubu Raya sempat mengalami defisit, hingga harus berhutang dengan Bank Kalbar. Seperti yang terjadi di tahun 2021.

“Kalau anggaran itu kita lihat dalam perhitungan anggaran kita SiLPA itu (karena) apa. Daripada berhutang kan, bagus kita SiLPA” sindir Midji.

Berita Terkait

PDI Perjuangan Kalbar Tanam Bibit Pohon hingga Bagikan Ratusan Sembako di Hari Kemerdekaan
Satgas Kopasgat dan Apkam Lainnya Turut Semarakan Pawai dan Pentas Seni HUT RI Ke-80 di Kab. Pegunungan Bintang
Kopasgat Kawal Ketat Peresmian Terminal Baru Bandara Ilaga, Simbol Kemajuan Kabupaten Puncak
‘135 Menit’ Karya Stage Of Wawan Sofwan: Drama Historis tentang Pertemuan Diponegoro dan De Kock
Produksi Teater Koma Ke-235 Mencari Semar Hadirkan Perpaduan Cerita Tradisi Panakawan dengan Narasi Futuristik
Rayakan Seabad Pramoedya Ananta Toer, Pentas Teater ‘Bunga Penutup Abad’ Hadir Kembali
Bersama Kopasgat Dari Papua untuk Indonesia: Semangat Kemerdekaan Menggelora di Dogiyai
Tekan Risiko Stroke dan Serangan Jantung, OMRON Luncurkan Teknologi Pemantauan Tekanan Darah Terbaru

Berita Terkait

Minggu, 17 Agustus 2025 - 18:53 WIB

PDI Perjuangan Kalbar Tanam Bibit Pohon hingga Bagikan Ratusan Sembako di Hari Kemerdekaan

Minggu, 17 Agustus 2025 - 11:26 WIB

Satgas Kopasgat dan Apkam Lainnya Turut Semarakan Pawai dan Pentas Seni HUT RI Ke-80 di Kab. Pegunungan Bintang

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 15:51 WIB

Kopasgat Kawal Ketat Peresmian Terminal Baru Bandara Ilaga, Simbol Kemajuan Kabupaten Puncak

Jumat, 15 Agustus 2025 - 16:33 WIB

‘135 Menit’ Karya Stage Of Wawan Sofwan: Drama Historis tentang Pertemuan Diponegoro dan De Kock

Jumat, 15 Agustus 2025 - 16:25 WIB

Produksi Teater Koma Ke-235 Mencari Semar Hadirkan Perpaduan Cerita Tradisi Panakawan dengan Narasi Futuristik

Jumat, 15 Agustus 2025 - 12:49 WIB

Bersama Kopasgat Dari Papua untuk Indonesia: Semangat Kemerdekaan Menggelora di Dogiyai

Jumat, 15 Agustus 2025 - 05:32 WIB

Tekan Risiko Stroke dan Serangan Jantung, OMRON Luncurkan Teknologi Pemantauan Tekanan Darah Terbaru

Kamis, 14 Agustus 2025 - 17:57 WIB

Tampil Stylish Rayakan Hari Kemerdekaan dengan Penawaran Spesial dari UNIQLO August Shopping Festival

Berita Terbaru