TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji blusukan di Pasar Teratai, Jalan Komodor Yos Sudarso, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kota Pontianak, Kamis (14/11). Di sana, Gubernur Kalbar periode 2018-2023 itu berkeliling menyapa masyarakat, dan pedagang yang tengah beraktivitas di pagi hari.
Kehadiran mantan wali kota Pontianak dua periode itu disambut heboh, dan antusiasi warga. Rata-rata masyarakat sudah sangat mengenal tokoh Kalbar yang kembali mencalonkan diri sebagai gubernur untuk periode kedua itu.
Mereka langsung berkerumun untuk sekadar bersalaman, dan berbincang dengan Sutarmidji. Sebagian warga juga tak mau kehilangan momen, untuk mengajak Sutarmidji foto bersama. Sesekali ia mengajak warga bercanda, dengan kelakar-kelakar yang memecahkan tawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di pasar yang ia resmikan pada tahun 2012, sewaktu masih menjabat Wali Kota Pontianak itu, Midji-sapaan karibnya sempat berbelanja beberapa kebutuhan pokok. Termasuk memborong kue-kue tradisional, dan beberapa dagangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dijual warga. Ia juga sempat membagikan kaus bergambar wajahnya, dan calon wakil gubernur pendampingnya, Didi Haryono.
Mulai dari pasar kering yang menjual sayuran dan buah, hingga pasar basah yang menjual berbagai ikan, ayam, dan daging turut disambangi. Midji berbaur tanpa sekat bersama masyarakat. Mereka tampak senang dapat berinteraksi, dan berbincang langsung dengan calon gubernur Kalbar nomor urut 1, itu.
“Ini kan pasar dibangun ketika saya jadi wali kota, saya mau melihat situasi, dan kondisinya, sepertinya pasar ini sudah perlu direnovasi secara menyeluruh, supaya lebih nyaman,” ungkap Midji.
Ia juga sempat menyoroti kondisi lantai dua pasar yang sudah berusia 12 tahun itu. Rumah-rumah toko (ruko) yang ada di lantai dua dibiarkan kosong, dan tak termanfaatkan dengan baik. “Lantai dua itu tidak disentuh, harusnya wali kota menyentuh itu, misalnya masukkan lelong atau buat kafe supaya ini (ramai). Aktivitas pasar pagi kan paling sampai jam 12.00, sore buat kafe di atasnya, supaya pasar ini tetap ramai, dan tetap bersih. Ini kan malam di atasnya sepi,” ujarnya.
Waktu ketika pasar itu dibangun menurut Midji, sudah ada konsep yang jelas. Yakni untuk menampung para pedagang yang berjualan di pinggir jalan sehingga tidak mengganggu lalu lintas jalan raya. Jika itu bisa diterapkan, dan pedagang disiplin, maka pasar akan rapi, dan nyaman untuk dikunjungi.
“Tidak bisa kalau tidak ada konsep, saya masih mau lihat pasar-pasar yang lain. Tapi intinya, siapa pun wali kota ke depan, saya berharap Pasar Teratai ini sudah perlu pembenahan, trotoarnya (harus) tertib, masyarakat yang jual ke depan (pasar) ini, kembali lagi tertib, supaya rapi. Boleh saja jualan dimana pun, tapi rapi, buat pedagang kita itu disiplin supaya pasarnya tetap nyaman,” pungkasnya.