TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Setidaknya ada dua pertanyaan publik yang masih menggelayut hingga hari ini. Pertama, kenapa Sutarmidji terlihat ikut menghadiri acara peresmian injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT BAI oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, di Kabupaten Mempawah, pada Selasa (24/09/2024) kemarin.
Karena setau publik, Sutarmidji hanyalah salah satu dari tiga kandidat calon Gubernur Kalbar di pilkada 2024 ini. Lantas apa kapasitasnya untuk ikut menghadiri acara tersebut?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kedua, tentu saja soal ucapan terima kasih yang disampaikan Menteri BUMN RI, Erick Thohir kepada Sutarmidji dalam kata sambutannya pada acara tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan pertama, alasan Sutarmidji hadir dalam acara tersebut lantaran ia mendapat undangan dalam kapasitasnya sebagai Gubernur periode 2018-2023, serta sebagai orang yang dianggap cukup berjasa terhadap terwujudnya PT BAI di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalbar.
Salah satu proyek strategis nasional itu mulai dibangun pada 2019, atau di tahun pertama Sutarmidji menjabat sebagai Gubernur Kalbar. Di masa pandemi Covid-19, tepatnya 28 Desember 2020, Sutarmidji bersama pejabat terkait lainnya melaksanakan pemancangan pertama SGAR tersebut, secara virtual dari Kantor Gubernur.
Terus terang saja, jika mau dirunut ke belakang, sebagian publik mungkin masih mengingatnya, kalau pembangunan PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) ini sendiri sebenarnya hampir mangkrak pada tahun 2021, lantaran terjadi polemik yang mengental mengenai pembebasan lahan di masyarakat kala itu.
Sangking kerasnya gejolak yang terjadi, sampai-sampai Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (Mind ID), Letnan Jenderal TNI Purn Doni Monardo dan Komisaris Utama PT Aneka Tambang (Antam), Letnan Jenderal Purn H Agus Surya Bakti datang menemui Sutarmidji, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Kalbar. Gubernur Sutarmidji saat itu menerima audiensi Doni dan Agus di Ruang Kerja Gubernur pada 5 November 2021. Kehadiran kedua orang itu secara khusus untuk meminta bantuan Sutarmidji agar dapat menyelesaikan polemik yang terjadi, sehingga adanya percepatan pada pembangunan PT BAI.
Soal pertemuan ketiganya, juga disinggung oleh Sutarmidji usai ia menghadiri peresmian SGAR PT BAI kemarin. Terus terang, Sutarmidji memang membantu, namun dengan satu syarat, di mana baik Mind ID sebagai holding industri pertambangan, maupun PT Antam, harus mau mengakomodir tenaga kerja Kalbar—sebagaimana komitmen yang pernah terucap pada awal pembangunan di tahun 2019 dan 2020.
“Waktu ketemu dengan almarhum Pak Doni Monardo, saya minta (memperkuat komitmen) pada dia, kalau misal dia (PT BAI) mempekerjakan tenaga asing 100 orang, saya minta supaya dia mengirim 100 anak kita (orang Kalbar), minimal 80 lah dari Kalbar ini, untuk mengambil ilmu dalam pengelolaan pabrik itu,” ungkapnya.
“Supaya kedepannya ada pengganti (pekerja), diganti oleh masyarakat Kalbar yang mengelola itu. Tapi dia magang dulu di sana (di pabrik asal), awal-awal tidak masalah lah (diisi tenaga kerja asing), itu yang paling penting,” kata Sutarmidji lagi.
Singkat cerita, kedua orang tersebut sepakat dengan persyaratan yang diajukan Sutarmidji. Begitupun Sutarmidji, dengan kepiawaiannya bergaul di akar rumput berhasil mencairkan suasana, dan polemik yang menjadi momok pada awalnya itu dapat terselesaikan. Alhasil, PT BAI pun berhasil menyelesaikan pembangunannya dan berkembang hingga hari ini.
Keberhasilan Sutarmidji dalam memuluskan pembangunan PT BAI tersebut pun lalu menjadi buah bibir di kalangan sejumlah menteri, hingga akhirnya sampai ke telinga Presiden Jokowi.
Tak heran jika kemarin, Jokowi tampak akrab dengan Sutarmidji dalam acara tersebut. Bersama para menterinya, Sutarmidji bahkan turut diajak berkeliling oleh presiden sembari mengobrol dan tertawa.
Tak hanya sampai di situ, jasa Sutarmidji ini pun kembali disinggung secara tersirat oleh Erick Thohir dalam pidato peresmian SGAR PT BAI. Ia secara tulus mengucapkan terima kasih kepada mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu.
“Kita ketahui Pak Presiden, smelter ini sempat tertunda—terima kasih Pak Menteri Investasi saat itu Bahlil dan Pak Sutarmidji saat itu sebagai gubernur, yang memang ada keterlambatan (pembangunan),” katanya.
Erick memberi sinyal, kalau pembangunan ini akan sangat berdampak bagi Indonesia kedepannya, khususnya terhadap pembangunan di Provinsi Kalbar sendiri.
“Inilah perlu peran pemerintah bisa mendorong korporasi lebih dapat kemudahan segala hal, sehingga bisa menjaga target-target yang memang sesuai untuk pertumbuhan. Ini dampaknya tiga kali lipat untuk daerah dan nasional dari sisi ekonomi, dan ini luar biasa,” kata Erick.