Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin COVID-19

- Editor

Senin, 17 Juni 2024 - 05:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin COVID-19

Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin COVID-19

TANJUNGPURA.ID (JAKARTA) – Narasi yang mengklaim adanya cara untuk mendetoksifikasi vaksin COVID-19 yang telah masuk ke dalam tubuh beredar di media sosial, baru-baru ini. Klaim ini muncul dalam sebuah unggahan video di media sosial menyusul kekhawatiran terhadap efek samping vaksin COVID-19.

 

Unggahan video tersebut menampilkan ulasan tentang efek samping vaksin COVID-19 dari berbagai merek. Isi video juga menyebutkan tentang keberadaan tim detoksifikasi vaksin dan imunisasi yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), M.Med.Ed., PhD. menegaskan, tidak ada istilah medis ‘detoksifikasi vaksin COVID-19’ atau detoksifikasi pada jenis vaksin lainnya.

 

Vaksin yang disuntikkan bertujuan membentuk kekebalan tubuh atau menghasilkan antibodi. Sementara itu, detoksifikasi mengacu pada upaya membersihkan, menetralkan, atau mengeluarkan zat racun atau toksin dari dalam tubuh.

 

“Vaksin yang diberikan itu kan antigen (mikroorganisme). Artinya, komponen virus yang diinaktivasi atau dilemahkan. Jadi, yang akan terbentuk adalah antibodi. Kalau detoksifikasi ini soal toksin, racun,” jelas Prof. Hinky saat dihubungi dari Jakarta pada Rabu (5/6) lalu.

 

“Jadi, (divaksinasi) tidak ada racun dan antibodi, tidak bisa dinetralisir. Bukan dinetralisir, ya, tapi kalau ada virus masuk, benda asing atau patogen masuk, dia akan menetralisir. Oleh karena itu, tidak ada istilah detoksifikasi pada vaksin,” tambahnya.

 

Klaim lain yang beredar menyebutkan bahwa mandi dengan soda kue, garam Epsom atau garam Inggris, dan boraks dapat mendetoksifikasi vaksin. Selain itu, cuci darah yang dilakukan berulang kali juga diklaim sebagai cara untuk mendetoksifikasi vaksin.

 

“Soda kue untuk menetralisir asam, sedangkan (bahan pembersih) boraks dapat bersifat karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker. Jadi, bukannya menyelesaikan masalah, justru akan menambah masalah kesehatan,” jelas Prof. Hinky.

Baca Juga :  Rob Ancam Wilayah Pontianak, Malam Ini Puncak Pasang Laut

 

“Cuci darah itu menetralisir toksin-toksin, sedangkan vaksin disuntikkan akan membentuk antibodi, bukan toksin. Maka, yang namanya cuci darah bukan buat mengeluarkan antibodi, melainkan mengeluarkan zat racun. Kalau sifatnya bukan racun, ya, tidak akan keluar, karena bermanfaat bagi tubuh,” ungkapnya.

 

Ciptakan Kekebalan Tubuh

 

Vaksin bekerja dengan cara membangun sistem kekebalan tubuh secara khusus untuk melawan penyakit tertentu. Sistem imun di dalam tubuh memiliki peran penting untuk melindungi tubuh dari serangan virus atau bakteri.

 

Namun, sistem imun perlu mengenali terlebih dahulu jenis-jenis virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Ketika virus atau bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh pada kemudian hari, tubuh sudah siap untuk melawannya dan mencegah timbulnya penyakit.

 

“Dengan terbentuknya antibodi, kalau ada virus masuk, benda asing masuk, bakteri masuk, dia akan menetralisir,” kata Ketua Komnas PP KIPI Prof. Hinky Hindra Irawan.

 

Prof. Hinky juga menampik klaim keliru yang beredar di media sosial, yaitu anak yang tidak divaksinasi bebas dari infeksi telinga dan pengobatan antibiotik. Menurutnya, klaim tersebut tidak benar.

 

Vaksin influenza merupakan salah satu jenis vaksin yang bermanfaat bagi anak, dapat mengurangi risiko komplikasi flu, seperti infeksi telinga, serta mencegah keparahan penyakit yang sudah ada.

 

“Kuman penyebab infeksi telinga streptococcus pneumoniae dan haemophilus influenzae, kalau (anak) divaksinasi, ya, angkanya (risiko kejadian infeksi) berkurang. Jangan sekadar berasumsi atau mendengar tanpa ada basis data yang benar,” pungkas Prof. Hinky.

 

Cara Kerja Vaksin

 

Sebagaimana manfaat vaksin dari lainnya, Vaksin COVID-19 memberikan perlindungan terhadap tertular atau sakit parah akibat COVID-19. Cara kerjanya dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membangun pertahanan khusus melalui pemberian vaksin.

Baca Juga :  TPA Batu Layang Jadi Sorotan Nasional, Menteri LHK Puji Pengelolaan Sampah Kota Pontianak

 

Upaya optimal untuk terhindar dari COVID-19 adalah dengan melengkapi vaksinasi COVID-19 sesuai jadwal yang dianjurkan dan menerapkan perilaku sehat. Perilaku sehat tersebut meliputi penggunaan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, serta menjaga jarak aman.

 

Merujuk informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin mengurangi risiko tertular penyakit dengan memanfaatkan pertahanan alami tubuh untuk membangun perlindungan. Setelah seseorang menerima vaksin, sistem kekebalan akan merespons.

 

Cara sistem kekebalan tubuh merespons, yakni mengenali kuman penyerang seperti virus atau bakteri; memproduksi antibodi, yaitu protein yang diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan penyakit; dan mengingat penyakit dan cara melawannya.

 

Jika tubuh terpapar kuman di kemudian hari, sistem kekebalan tubuh dapat dengan cepat menghancurkan kuman tersebut sebelum Anda sakit. Oleh karena itu, vaksin merupakan cara yang aman dan efektif untuk memicu respons imun dalam tubuh tanpa menyebabkan penyakit.

 

Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk memiliki memori. Setelah menerima satu atau lebih dosis vaksin, tubuh biasanya tetap terlindungi dari penyakit selama bertahun-tahun, puluhan tahun, bahkan seumur hidup.

 

Inilah yang membuat vaksin sangat efektif. sebagai alat pencegahan penyakit. Vaksin mencegah seseorang agar tidak sakit, alih-alih mengobati penyakit setelah penyakit itu muncul. (tim liputan).

Berita Terkait

Bapas Kelas I Semarang Tebar Kepedulian, Bagikan Sembako untuk Masyarakat dan Klien
Intip Gaya Layering Refal Hady Saat Liburan di Jepang. Winter Travel Went Stylish!
Cuaca Tak Menentu? Begini Cara Pilih Pakaian yang Tepat untuk Musim Pancaroba
Najla Ashifa Resmikan Kantor Jasa Akuntan ASF, Siap Dampingi UMKM dan Pelaku Usaha di Pontianak
UNIQLO Luncurkan Personal Color Tool: Bantu Kamu Temukan Palet Warna yang Paling Sesuai
Gubernur Ria Norsan Apresiasi Antusiasme Pemuda dalam Dialog Lintas Etnis Kalbar
Bank Kalbar Ukir Prestasi, Kepala Divisi SDM Raih Gelar Human Capital Manager Terbaik
Semangat Sumpah Pemuda! Bunda PAUD Kubu Raya Dorong Anak Hebat dan Sehat Lewat Porseni

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 18:06 WIB

Bapas Kelas I Semarang Tebar Kepedulian, Bagikan Sembako untuk Masyarakat dan Klien

Kamis, 13 November 2025 - 17:54 WIB

Intip Gaya Layering Refal Hady Saat Liburan di Jepang. Winter Travel Went Stylish!

Senin, 10 November 2025 - 09:18 WIB

Cuaca Tak Menentu? Begini Cara Pilih Pakaian yang Tepat untuk Musim Pancaroba

Senin, 10 November 2025 - 08:52 WIB

Najla Ashifa Resmikan Kantor Jasa Akuntan ASF, Siap Dampingi UMKM dan Pelaku Usaha di Pontianak

Minggu, 9 November 2025 - 08:34 WIB

UNIQLO Luncurkan Personal Color Tool: Bantu Kamu Temukan Palet Warna yang Paling Sesuai

Rabu, 5 November 2025 - 06:43 WIB

Bank Kalbar Ukir Prestasi, Kepala Divisi SDM Raih Gelar Human Capital Manager Terbaik

Minggu, 2 November 2025 - 06:40 WIB

Semangat Sumpah Pemuda! Bunda PAUD Kubu Raya Dorong Anak Hebat dan Sehat Lewat Porseni

Jumat, 31 Oktober 2025 - 05:41 WIB

Bupati Sujiwo: Pemkab Kubu Raya Siap Dukung Penuh Instansi Vertikal untuk Pelayanan Publik

Berita Terbaru