TANJUNGPURA.ID (SINGAPURA) — Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Josephine Teo meluncurkan “AI Verify- Project Moonshot”, perangkat tes (testing toolkit) yang mudah digunakan untuk menjawab tantangan keamanan dan keselamatan seputar penggunaan large language model (LLM), unsur utama dari banyak solusi kecerdasan buatan (AI).
Project Moonshot merupakan salah satu perangkat sumber terbuka (open-sourced) pertama di dunia yang menyatukan metode pengujian red-teaming, benchmarking, dan baseline pada satu platform yang mudah digunakan.
Hal ini membuktikan komitmen Singapura dalam memanfaatkan keunggulan komunitas open-source global untuk mengatasi risiko AI. (3 Juni 2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tersedia dalam versi open beta, Project Moonshot menyediakan hasil intuitif atas kualitas dan aspek keselamatan sebuah model atau aplikasi lewat cara-cara yang mudah dipahami, bahkan bagi pengguna yang tidak menguasai keahlian teknis. Project Moonshot dikembangkan melalui kolaborasi dengan sejumlah mitra, seperti DataRobot, IBM, Singtel, dan Temasek. Berkat kolaborasi ini, perangkat tersebut dijamin kegunaan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan industri.
Project Moonshot juga menjadi bagian dari langkah penting untuk merumuskan standar tes global. Dua lembaga terkemuka yang menguji AI— AI Verify Foundation (AIVF) dan MLCommons—telah menandatangani nota tentang niat kerja sama (memorandum of intent/MOI) dalam pengembangan tolok ukur keselamatan AI.
AI Verify Foundation merayakan hari jadi pertama
AIVF, lembaga yang menghimpun keahlian kolektif demi mewujudkan penggunaan AI yang bertanggung jawab, merayakan hari jadi pertama di ATxSG. Jumlah anggota AIVF telah meningkat dua kali lipat, dan kini mencakup lebih dari 120 anggota. Amazon Web Services (AWS) dan Dell baru saja bergabung sebagai dua anggota utama AIVF yang baru. AIVF juga memperluas cakupan operasional, dari menguji alat tes AI hingga meningkatkan produk-produk yang meningkatkan aspek kepercayaan seputar keamanan AI, seperti “Model AI Governance Framework for Generative AI”, penyelarasan AI Verify dengan ISO 42001, serta integrasi AI Verify dengan perangkat tes Veritas dari MAS.
Memperjuangkan Peran Kaum Perempuan dalam Industri Teknologi di Asia Tenggara
Menteri Teo juga melansir temuan dari laporan yang disusun IMDA dan Boston Consulting Group (BCG), Closing Tech’s Gender Gap in Southeast Asia. Laporan ini melibatkan survei lebih dari 4.000 orang di Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Menurut laporan ini, upaya memperjuangkan peran perempuan di industri teknologi di Asia Tenggara mengalami perkembangan yang kian penting. Namun, masih banyak hal yang bisa ditempuh untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam jabatan teknis dan pemimpin perusahaan.
Menteri Teo pun mempertegas komitmen Singapura dalam membina dan mendukung kaum perempuan di industri teknologi, seperti gerakan SG Women in Tech (SGWIT), daftar Singapore 100 Women in Tech yang mencantumkan dan mengidentifikasi sejumlah mentor dan teladan yang membantu kaum perempuan untuk menjadi sosok pemimpin; serta, TechSkills Accelerator (TeSA), program yang membantu tenaga profesional menguasai keahlian yang relevan dan dibutuhkan industri, termasuk mempermudah perempuan memegang kembali jabatan teknis setelah tidak bekerja dalam beberapa waktu.
Sejumlah inisiatif tersebut telah berdampak positif, dan Singapura terus meningkatkan keterwakilan perempuan di industri teknologi di Asia Tenggara.