TANJUNGPURA.ID.(SEMARANG) – Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengajak semua pihak untuk terus berkolaborasi dalam mempersiapkan generasi berkualitas menyambut Indonesia Emas 2045. Ia menginginkan semua pihak untuk serius dan sungguh-sungguh dalam upaya percepatan penurunan stunting Kalbar.
Hal tersebut diungkapkan Pj Gubernur Harisson usai menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu (29/6/2024). Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Harisson turut didampingi Pj Ketua TP-PKK Kalbar Windy Prihastari.
Harisson menyebut urgensi percepatan penurunan stunting di Indonesia menyambung pesan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Terutama untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari sekarang dengan memenuhi gizi anak sejak balita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Dua puluh sampai tiga puluh tahun ke depan, anak-anak kita harus mencapai top management level di dunia kerja. Tidak ada lagi buruh kasar,” ungkap Pj Gubernur Harisson.
Ia berharap adanya upaya serius dari berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting. Lantaran stunting akan berdampak pada kemampuan kognitif anak-anak yang berkurang.
Lalu akibat stunting kemampuan anak untuk berpikir lebih komplek dan mengembangkan nalarnya dalam memecahkan masalah akan lebih rendah. Sehingga nanti hal tersebut akan menghambat mereka pada saat menyerap ilmu pengetahuan disekolah.
Maka stunting harus dicegah sejak dini mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, ibu menyusui dan kemudian sampai anak berumur dua tahun.
“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” ujar Harisson.
Ditegaskan Harisson, kunci penurunan stunting yakni pemenuhan gizi yang cukup kepada baduta hingga ibu hamil. Terutama pemberian makanan yang memiliki protein hewani, lemak dan karbohidrat agar para baduta tidak mengalami kekurangan gizi. Termasuk juga ibu hamil juga harus diberikan perhatian serius akan makanan bergizi.
Dirinya menambahkan stunting juga sangat berkaitan erat dengan ketahanan ekonomi keluarga. Disini peran pemerintah daerah dibutuhkan untuk menciptakan ketahanan ekonomi keluarga menjadi baik. Diantaranya dengan menumbuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga ekonomi kreatif bagi keluarga keluarga.
“Agar rumah tangga mendapatkan tambahan penghasilan ini harus dibantu oleh pemerintah daerah maupun Pemprov Kalbar lalu pengetahuan ibu memang harus kita tingkatkan jadi pola asuh dan bagaimana mereka memberikan makanan yang bergizi kepada anaknya,” jelas Harisson.
Dalam upaya percepatan penurunan stunting Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar bersama TP-PKK Kalbar pun telah menghadirkan sejumlah gebrakan. Mulai dari edukasi pola asuh dan pengolahan Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat gizi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) seluruh kabupaten kota.
Gerakan Orang Tua Asuh (Gota) stunting yang melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemprov Kalbar. Lalu sinergitas organisasi wanita dalam peningkatan pengetahuan gizi keluarga, ibu dan remaja putri (Sinita Penjaga Ibu Jari).
Selanjutnya Kakak Asuh Stunting (Kating) yang mendorong partisipasi kalangan muda untuk peka dengan lingkungan sekitar. Dari sisi hulu juga terdapat program pencegahan stunting yang menyasar para siswa siswi yang diinisiasi Bunda Generasi Berencana (GenRe) Kalbar Windy Prihastari.
Program tersebut dinamai Inspeksi yang merupakan singkatan dari Ingat Selalu Pentingnya Kesehatan Sejak Dini. Dengan tujuan mendorong remaja putri untuk disiplin mengkonsumsi tablet penambah darah. Inspeksi dari Bunda Genre Kalbar ini merupakan inovasi yang hanya ada di Provinsi Kalbar.