TANJUNGPURA.ID (JAKARTA) — Trend Micro Incorporated (TYO: 4704; TSE: 4704), pemimpin industri keamanan siber dunia, menggelar Risk to Resilience World Tour 2024 di lebih dari 100 kota di seluruh dunia termasuk sejumlah kota di Asia Tenggara.
Dengan tema “Innovation meets Adrenaline”, Trend Micro membahas jalur perkembangan menuju postur keamanan siber yang lebih modern.
Dengan demikian, berbagai organisasi semakin cepat menangkal aktor serangan siber melalui strategi keamanan siber yang terpadu di tengah kompleksitas lingkungan kerja hybrid. Kegiatan ini mulai berlangsung di Singapura dan Filipina minggu lalu dan segera hadir di negara-negara lain di Asia Tenggara, termasuk Indonesia pada 21 Mei 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Aktor serangan siber yang kian nekat terus menyasar sarana kerja komputasi awan (cloud) yang terdistribusikan dan dinamis. Mereka juga mencari celah yang timbul akibat keahlian keamanan siber yang kurang memadai, serta TI yang semakin kompleks. Maka, postur keamanan yang tangguh menuntut berbagai organisasi untuk mempelajari risiko pada sistem dan aplikasi yang meliputi seluruh attack surface—namun, hanya 9% perusahaan yang aktif memonitor hal tersebut.
Trend Micro Risk to Resilience World Tour mempertemukan pakar-pakar di kota-kota besar untuk membahas masa depan sistem pertahanan digital dengan berfokus pada strategi keamanan AI dalam seluruh lingkungan kerja. Para peserta akan mengeksplorasi teknologi dan inovasi baru yang tengah berkembang. Dengan teknologi dan inovasi ini, risiko siber dapat dikelola secara lebih cepat sehingga berbagai organisasi mampu mengambil keputusan yang lebih baik, mempercepat pemantauan keamanan siber, serta mewujudkan masa depan yang lebih tangguh.
Para peserta juga akan mengeksplorasi fitur-fitur AI terkini lainnya dalam Trend Vision One™. Fitur-fitur ini ikut melindungi penggunaan layanan AI generatif yang bersifat publik dan privat oleh berbagai perusahaan, serta mengelola risiko yang timbul dari penggunaan perangkat AI yang baru secara masif.
Elemen-elemen baru ini—termasuk komponen Zero Trust Secure Access (ZTSA)—memperkuat status Trend Micro sebagai vendor pertama yang memprioritaskan proteksi layanan AI dan pihak-pihak yang menggunakannya di lingkungan perusahaan melalui:
- Mengelola akses tenaga kerja dan penggunaan aplikasi AI secara terpusat
- Inspeksi cepat untuk mencegah kebocoran data dan peretasan berbahaya
- Menyaring konten guna memenuhi standar kepatuhan regulasi
- Pertahanan dari serangan large language model (LLM)
David Ng, Managing Director, Singapura, Filipina, dan Indonesia, berkata, “Setelah berbagai perusahaan global menggunakan AI generatif dan perangkat digital lain untuk membangun daya saing, strategi keamanan siber yang terpadu semakin penting. Visibilitas yang lebih baik, pengelolaan risiko attack surface, dan proteksi penggunaan AI merupakan pilar-pilar dari strategi tersebut. Di acara Trend Micro Risk to Resilience World Tour ini, selain inovasi keamanan siber lain, kami akan memperkenalkan fitur-fitur AI yang baru diluncurkan agar berbagai perusahaan mampu menangani risiko manusia inheren yang berkaitan dengan implementasi AI. Dikembangkan selama bertahun-tahun dengan AI demi melindungi klien secara lebih baik, mekanisme baru ini ikut mengidentifikasi, memonitor, dan mengendalikan penggunaan AI pada level individu dan perusahaan.”
Trend Micro, pemimpin industri keamanan siber global, melindungi pertukaran informasi digital di dunia. Didukung keahlian keamanan siber selama puluhan tahun, riset tentang ancaman global, dan inovasi berkelanjutan, platform keamanan siber Trend Micro melindungi ratusan ribu organisasi dan jutaan orang yang memakai sarana cloud, jaringan, perangkat, dan endpoint.
Sebagai pemimpin sektor keamanan siber untuk sarana cloud dan perusahaan, platform Trend Micro menawarkan teknik pertahanan canggih yang dioptimalkan untuk berbagai sarana kerja seperti AWS, Microsoft, dan Google. Platform Trend Micro juga memberikan visibilitas terpusat yang meningkatkan sekaligus mempercepat respons dan deteksi. Didukung 7.000 tenaga kerja di 65 negara, Trend Micro membantu berbagai organisasi memperingkas dan melindungi dunia yang terkoneksi.