TANJUNGPURA.ID (BANGKOK) — Hari ini, Kementerian Energi Kerajaan Thailand resmi membuka rangkaian pameran dan konferensi Future Energy Asia, Future Mobility Asia, serta Future LNG Asia yang berlangsung di lokasi yang sama dengan ERRA’s 21st Annual Energy Regulators Forum and the ERC (Energy Regulatory Commission of Thailand) Forum, di Bangkok, Thailand. (16 Mei 2024 ).
Hari pertama dari ajang yang berdurasi tiga hari ini (15-17 Mei) diawali Sesi Pembukaan. Di sesi ini, peran ASEAN sebagai pemimpin yang menentukan industri energi global semakin disoroti. Sesi ini juga membahas pentingnya upaya yang menjamin transisi menuju solusi energi bersih berlangsung secara adil dan setara sehingga akses energi tersedia bagi berbagai orang di seluruh dunia.
Diadakan PTT Group dan EGAT, serta didukung PTTEP dan ADNOC sebagai sponsor diamond, ajang tersebut membahas tantangan seputar ketahanan energi, keberlanjutan, dan keterjangkauan energi (trilemma). Melibatkan penyelenggara pameran dan konferensi global, dmg events, bekerja sama dengan expoSis, rangkaian acara yang terintegrasi dalam ajang ini mengutamakan hasil yang praktis dan analisis yang mudah ditindaklanjuti di industri energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hari ini, tepatnya di Future Energy Asia Strategic Summit, para pemimpin industri mengulas integrasi teknologi inovatif, seperti CCUS dan smart grid, yang dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan energi. Para pemimpin industri juga menyoroti pentingnya kebijakan yang dirancang khusus, sejalan dengan kesepakatan COP28. Di sisi lain, para pemimpin industri mengulas langkah untuk menyeimbangkan energi berkelanjutan dengan aspek keterjangkauan harga dan reliabilitas. Salah satu pembicara utama, Nopasit Chaiwanakupt (EVP, Carbon Solutions and Sustainable Growth Group, PTTEP) mencatat bahwa Asia dihuni sekitar 4,5 juta jiwa. Maka, netralitas karbon tak dapat tercapai tanpa melibatkan Asia. Untuk itu, kolaborasi antara berbagai bangsa di dunia harus ditingkatkan. Hal tersebut juga menyadarkan semua orang bahwa energi tidak mengenal batas.
Di hari pembukaan Future Mobility Asia, peran Thailand dalam revolusi mobilitas semakin menonjol, khususnya komitmen negara ini terhadap netralitas karbon pada 2050. Lebih lagi, kolaborasi harus ditempuh Thailand guna memodernisasikan infrastruktur dan meningkatkan keberlanjutan lewat solusi mobilitas inovatif. Lewat paparannya, YM Dr. Manaporn Charoensri (Wakil Menteri Perhubungan Thailand) membahas target Thailand untuk menjadi pemimpin transformasi mobilitas di ASEAN. Dia juga menunjukkan, kerja sama operasional dan teknologi pada tingkat regional dapat menghasilkan manfaat penting dalam menjawab tantangan global.
Future LNG Asia mengulas peran Liquified Natural Gas (LNG) dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara, serta mencapai target emisi nol karbon di tengah tantangan pasar. Sementara, sesi diskusi membahas dinamika pasar, dekarbonisasi, serta dampak dari gangguan di sektor perkapalan terhadap perdagangan regional.