TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Kumpul Bareng Seniman, Budayawan Dan Masyarakat PP LESBUMI PBNU laksanakan Kegiatan bertajuk “MERAYAKAN KEMENANGAN INDONESIA, Kidung Cinta Pada Sebuah Ranjang” di 14 titik daerah yaitu; Bojonegoro, Banyuwangi, Gresik, Pasuruan, Wonogiri, Tasikmalaya, Majalengka, Manado, Makasar, Kalimantan Barat, OKU Timur, Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, dan Kebumen.
Penyelenggara kegiatan Daulat Budaya Nusantara kerjasama dengan PP LESBUMI PBNU, Kumpul Bareng Seniman, Budayawan Dan Masyarakat Umum ini diisi dengan Tahlil Bersama, Sarasehan, dan Penampilan Seni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Waktunya pada hari Rabu, 14 Februari 2024, Jam: 19.00 WIB-Selesai. Ada lokasi kegiatan di 14 titik, yaitu; Bojonegoro, Banyuwangi, Gresik, Pasuruan, Wonogiri, Tasikmalaya, Majalengka, Manado, Makasar, Kalimantan Barat, OKU Timur, Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, dan Kebumen.
Di Kalimantan Barat dilaksanakan oleh LESBUMI PWNU Kalimantan Barat bekerjasama dengan Yayasan Darul Ma’arif, Kubu Raya. Bertempat di Gedung Sekolah Yayasan Darul Ma’arif, Kubu Raya di Desa Rengas Kapuas Kecamatan Sungai Kakap dihadiri oleh puluhan santri, dewan guru dan masyarakat sekitar.
Dibuka secara serentak oleh Daulat Budaya Nusantara dan PP LESBUMI PBNU secara online kemudian dilanjutkan dengan kegiatan di wilayah masing-masing.
Menurut Ketua PP LESBUMI PBNU, KH. M. Jadul Maula bahwa kegiatan ini dalam rangka bersyukur atas pelaksanaan pesta demokrasi yang berjalan damai ini dengan ekspresi doa dan kegembiraan bersama.
“Apalagi di tanggal 14 Februari ini juga merupakan tanggal kelahiran panutan kita Hadratus syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, Sang Rais Akbar PBNU,” ungkapnya.
Lebih lanjut Dr. Teguh Haryono, Ketua Daulat Budaya Nusantara juga menyampaikan bahwa di era globalisasi, budaya asing dengan mudah masuk dan mempengaruhi budaya lokal. Hal ini dapat menyebabkan degradasi nilai-nilai budaya dan identitas bangsa.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk reaktualisasi kebudayaan nusantara agar tetap lestari dan relevan dengan zaman.
Adapun urgensi kegiatan ini menurutnya, sebagai reaktualisasi kebudayaan nusantara dengan tema Kidung Cinta “Pada Sebuah Ranjang” penting untuk digelar saat ini karena: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya nusantara.
Dapat menjadi wadah untuk edukasi dan diseminasi informasi tentang budaya nusantara kepada masyarakat luas, Merumuskan strategi reaktualisasi kebudayaan nusantara: Dapat menjadi forum bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan merumuskan strategi reaktualisasi kebudayaan nusantara yang efektif, Membangun komitmen bersama untuk menjaga dan melestarikan budaya nusantara:
dapat menjadi ajang untuk membangun komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan budayawan untuk menjaga dan melestarikan budaya nusantara.
Pada saat acara dilakukan pemutaran lagu Kidung Cinta “Pada Sebuah Ranjang” karya Budayawan, Sujiwo Tejo.
Kidung Cinta, sebuah pengantar cinta bagi setiap siapa yang merenungkannya. Kehidupan bangsa kita bukan sedang baik-baik saja, kita sedang kehilangan formula, ramuan, dan jurus-jurus jitu untuk menggelorakan cinta bagi perdamaian. Di tahun-tahun yang genting ini, pribadi kita diuji betul, lebih prioritas manakah ego atau cinta?
Kidung Cinta adalah potret, bahawa sebaik-baiknya manusia Indonesia adalah manusia cinta dalam perdamaian. Bukan merawat polarisasi, namun justru membilas betul seluruh toksin dan kuman-kuman di tahun politik.
Kidung Cinta ; Pada Sebuah Ranjang, adalah manifestasi tentang persatuan, tentang spirit menjaga kerukunan melalui ekspresi-ekspresi estetik yang alamiah. Ekspresi cinta yang autentik dari wajah teduh manusia Indonesia.
Kekuasaan tak pernah mampu merenggut atmosfer maha-dahsyat kerukunan kita yang sangat paripurna. Melalui Kidung Cinta, tak pernah ada perayaan apapun untuk kekuasaan. Kecuali perayaan bagi kemenangan bangsa Indonesia.
Acara juga dimeriahkan dengan penampilan Majlis Shalawat Nurusshobah Kubu Raya, Seni tari siswi RA. Darul Ma’arif, dan Diskusi dengan Narasumber Dr (Cand.) Budiyono, M.Pd, akademisi IAIN Pontianak.
Dalam paparannya, Budiyono menekankan pentingnya anak-anak kita dikenalkan dengan kebudayaan Nusantara agar tidak menjadi korban kebudayaan luar yang masuk secara massif sampai ke ruang-ruang prifat kehidupannya, karena itu kerjasama orang tua dan pendidik sangat penting dilakukan.
“Sebagai sarana integrasi bangsa, Pemilu harus disikapi dengan cara-cara bijak dan damai,” tegasnya.
Sementara itu Ketua LESBUMI NU Kalimantan Barat, Subro menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan LESBUMI PBNU dan Daulat Budaya Nusantara sehingga Kalimantan Barat termasuk dari 14 titik penyelenggaraan kegiatan yang luar biasa tersebut.
“Terima kasih juga disampaikan kepada masyarakat dan Yayasan Darul Ma’arif yang telah turut serta menyukseskan acara tersebut mulai jam 19.00 sampai jam 21.30 dan berjalan lancar. Semoga Indonesia aman dan damai selalu,” pungkasnya. (tim liputan).
Penulis : Edi
Editor : Hendro
Sumber Berita : Pontianak