TANJUNGPURA.ID (KALIMANTAN) – Sayup mata Dhany Priyatna, Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Balikpapan terus diusap melawan kantuk yang terus menyerang secara frontal, menyerbu dibalik lembutnya angin malam. Hal yang wajar jika mata memohon ijin untuk menutup diri di pukul 04.38 WITA dinihari (10 Pebruari 2024) lalu.
Namun ijin tersebut harus ditunda demi mencari penyebab terjadinya gangguan jalur transmisi Muara Badak-Teluk Pandan yang mengakibatkan padam meluas di Bontang dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Perjalanan menuju lokasi gangguan yang berada di area tambang tidaklah mudah. Acap kali ban mobil harus beradu dengan lubang lumpur yang mencengkram sangat kuat,” ungkap Dhany.
Sesak dada Dhany menyaksikan 2 raksasa perkasa setinggi 34 meter roboh tak berdaya di antara pepohonan dan lumpur. Tanah lembut sekitar pondasi tower seakan koyak oleh curah hujan ekstrem yang tak dapat dibendung.
Tak ada waktu untuk tenggelam dalam duka, Dhany busungkan dada langsung melakukan koordinasi dengan seluruh tim pemeliharaan Unit Layanan Transmisi Gardu Induk (ULTG) Balikpapan, ULTG Samarinda dan ULTG Bontang untuk segera menyiapkan tower Emergency Restoration System (ERS).
“Kami segera melakukan tindak lanjut karena pasokan listrik ke pelanggan adalah hal yang paling utama,” jelasnya.
Kicauan burung pagi bersaing dengan teriakan para pejuang keandalan yang bahu membahu menarik tali tambang untuk mengangkat material tower ERS dengan berat puluhan hingga ratusan kilogram.
“Ya! Proses membangun tower ERS masih manual dengan mengandalkan tenaga manusia,” ungkap Dhany.
Teriakan tersebut bukan karena keluhan remeh tentang betapa beratnya perjuangan tersebut. Melainkan semangat nyata pengabdian tulus melawan waktu yang tidak bersahabat, terus berjalan menuju pesta demokrasi yang sangat membutuhkan listrik andal.
Tak terasa 29 jam berlalu, sebuah tower ERS bak cerita dongeng tentang candi yang dapat dibangun dalam 1 malam berhasil berdiri kokoh. Dengan kabel tegangan tinggi 150 kilo Volt membentang di isolatornya menandakan tower tersebut telah siap.
Tepat tanggal 11 Februari 2024 pukul 09.45 Wita, penyaluran tenaga listrik berhasil dilakukan melalui tower ERS sehingga sistem kembali pulih 100 persen. Sontak hal tersebut membuat para pejuang sujud syukur, tak peduli wajah harunya ternoda lumpur tanah merah, karena rasa syukur yang melimpah terlalu berat untuk mereka tanggung tanpa bersujud.
Abdul Salam Nganro, General Manager PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan yang sedari awal turut bersama pejuang tersebut merasa bangga dengan perjuangan tim UPT Balikpapan.
“Semoga lelah teman-teman menjadi Lillah, menjadi amal ibadah, karena di balik itu banyak senyum kebahagiaan pelanggan yang hadir,” jelas Salam.
Salam berharap musibah ini menjadi muhasabah bagi tim UIP3B Kalimantan dalam menjaga keandalan kelistrikan untuk masyarakat Kalimantan. (tim liputan).
Penulis : Dohu
Editor : Hendro
Sumber Berita : PLN