TANJUNGPURA.ID (PONTIANAK) – Di tengah pusaran politik daerah, pengelolaan bank pembangunan daerah (BPD) masih jauh lebih bagus dari kebanyakan badan usaha milik daerah (BUMD) lain.
Selain menjadi contoh baik dalam praktek good corporate governance (GCG) di lingkungan BUMD, BPD juga terus mencatat kinerja keuangan yang sangat baik dan menjadi kontributor utama bagi BUMD baik dari sisi kekayaan, laba, maupun sumbangan pendapatan asli daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Biro Riset Infobank per September 2023, aset BPD mencapai Rp956,45 triliun memberi kontribusi 95% terhadap besaran aset BUMD yang sekitar Rp1.000 triliun.
BPD juga menjadi menjadi mesin pencetak untung BUMD. Laba BUMD di setiap provinsi umumnya disumbang oleh BPD, kecuali Bank Banten yang merugi sejak 2014 hingga 2022.
Ambil contoh Bank BJB yang mencetak laba Rp2,24 triliun pada 2022, atau menyumbang 84 persen dari total laba 88 BUMD di seluruh Jawa Barat yang sebesar Rp2,66 triliun. Begitu juga Bank DKI yang mencetak laba Rp1,83 triliun, alias menyumbang 81 persen dari laba 13 BUMD di Provinsi DKI Jakarta yang sebesar Rp2,25 triliun.
Bahkan, laba Bank Kalbar yang sebesar Rp424,42 miliar berkontribusi 92 persen dari total laba 20 BUMD di seluruh Kalimantan Barat yang sebesar Rp457,98 miliar.
Per Desember 2023, BPD yang dipimpin oleh Rokidi ini kembali mencetak kinerja yang gemilang. Bank yang sahamnya dikuasai pemerintah Provinsi Kalbar ini mencetak pertumbuhan laba sebesar 9,20 persen menjadi Rp463,96 miliar.
Bank Kalbar juga berhasil menjalankan perannya sebagai agen pembangunan daerah Kalbar melalui pengelolaan dana pemerintah daerah serta penyaluran kredit kepada masyarakat termasuk untuk mendukung usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Kredit yang disalurkan Bank Kalbar hingga akhir 2023 sebesar Rp15,57 triliun, atau lebih besar dari posisi kredit per 2022 yang sebesar Rp14,46 triliun.
Menurut ekonom Ryan Kiryanto, kinerja banyak BPD yang sustainable tidak lepas dari pengelolaannya yang profesional dan prudent oleh para direksi yang memimpin.
“Contohnya Bank Kalbar yang saat lihat secara statistik sangat cepat di kelasnya. Selain sumbangannya terhadap pendapatan daerahnya, yang lebih penting adalah perannya dalam pembangunan ekonomi daerah, terutama pemberdayaan UMKM yang menyerap banyak tenaga kerja,” jelasnya. (tim liputan).
Penulis : Edi
Editor : Hendro
Sumber Berita : Pontianak